Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Maaf dari Hati yang Terdalam

22 Mei 2020   20:58 Diperbarui: 22 Mei 2020   21:04 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tiga kata yang harus sering kita ucapkan dan jangan sampai lupakan yaitu Terimakasih, Tolong dan Maaf. Kata-kata yang sangat sederhana tetapi acap kali kita mulai meninggalkan dan gengsi untuk mengatakannya.

Secara makna, tak sulit untuk mengucap sembari melakukannya. Hanya saja, semua itu kelihatan sulit karena kita belum mampu membiasakan dan melakukannya. Sehingga kerap kali kita terjebak dalam sebuah kepalsuan kata dan perilaku.


Itu terjadi secara periodik dan berulang-ulang. Padahal kebiasaan tersebut adalah sebuah penyakit yang bila dibiarkan dalam waktu yang lama maka akan mengerogoti seluruh isi kehidupan kita.

Dari ketiga kata diatas, hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah maaf atau memaafkan. Perkara maaf, semua orang mampu memaafkan. Hanya saja selalu ada batu ganjalan yang membuat kita secara sadar urung dan tak mau melakukannya.

Misalnya seperti kisah saya berikut ini.
Dulu, saya memiliki seorang kekasih. Hubungan kami berjalan baik dan damai-damai saja. Tapi tentu, sebagai seorang manusia. Tak jarang kami pernah saling mengecewakan satu dengan yang lainnya.

Alhasil, perilaku manusiawi kami yang kadangkala menyimpang itu akan memicu sebuah kemarahan yang berujung pada pertengkaran lalu terjadilah silang pendapat. Imbasnya kami tidak melakukan komunikasi dalam beberapa waktu.

Permasalahan lain yang sering terjadi ialah salah seorang diantara kami, baik saya ataupun dia sering memaksakan kehendaknya sendiri-sendiri. Misalnya, satu waktu saya meminta sesuatu kepada sang kekasih. Ia tak suka dan menolak. Lalu terjadilah ribut-ribut yang berkepanjangan.

Atau misalnya dia meminta sesuatu yang menurut saya itu tak terlalu ia butuhkan, seharusnya ia membeli yang ini, yang sesuai kebutuhan. Ia menjadi tersinggung dan marah. Kemudian pertengkaran lagi-lagi melanda.

Situasional seperti inii sangat berat, mengingat saya dan kekasih adalah orang yang tengsin untuk mau berkata maaf dan memaafkan. Jadilah kadang hubungan itu seperti hambar, karena bentrokan kecil tak selesai dengan kata maaf dan rasa memaafkan.

Hubungan saya dengan dia lalu menjadi kandas. Saya membuat sebuah kesalahan besar. Melangggar apa yang sudah kami komitmenkan. Satu hari kami bersepakat bahwa, ada salah satu kesalahan yang tak bisa ditolerir dan dimaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun