Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terungkap 3 Musuh Besar Penanganan Pandemi Corona

31 Maret 2020   07:41 Diperbarui: 31 Maret 2020   07:59 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (kumparan.com)

Penangan pandemi covid-19 memang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Tidak hanya negara tetapi juga rakyat. Tidak cukup hanya pemerintah namun juga masyarakat. Kesemuanya adalah elemen yang saling bahu-membahu untuk bangkit dan keluar dari bencana nasional ini.

Takaburnya pemerintah dan tidak siapnya sistem kesehatan kita untuk menerima ledakkan virus ini  merupakan dua alasan pokok mengapa pandemi ini terus berkecamuk. Pertanyaan yang kemudian hadir ialah mampukah rasa kesatuan itu tertuang dalam satu tindakan yang konkrit?

Tentu tidak mudah terlaksana begitu saja ferguso. Sedianya musuh kita saat ini tak berbentuk dan kasat mata. Hanya dengan kaca pembesar dan orientasi ilmiah, kita bisa menjinakkan dan menyelamatkan pasien yang tertular.

Setidaknya ada tiga musuh besar yang sedianya harus mampu kita atasi. Tiga musuh besar ini diungkapkan sendiri oleh Ketua Tim Pakar Gugus Percepatan Penanganan Corona di Indonesia, Prof. Wiku.

Guru besar dibidang kebijakan lingkungan ini merangkum 3 musuh nesar yang harus kita atasi demi mampu memjaga keseimbamagan dan menyelamatkan semua elemen yang ada dibangsa ini. Khususnya nyawa masyarakat dan selanjutnya adalah ekonomi kita yang saat ini sedang terus melemah dan  menuju ke pintu ketidakpastiaan.

Musuh pertama dan yang paling Pertama ialah virus corona itu sendiri. Virus ini sebenarnya bukan virus yang tergolong baru. Beberapa peneliti dari Cina sebelumnya telah mendekripsikan dan meneliti virus ini. Sedangkan menurut WHO dalam situsnya menyatakan bahwa virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS).

Gejala yang paling umum ditimbulkan  adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan terjadi secara bertahap.

Namun bagi beberapa orang yang terinfeksi  tidak menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

Di Indonesia sendiri, menurut angka kejadian kasusnya, virus ini bisa menyebakan kematian namun ada juga yang mengalamai kesembuhan setelah dirawat total dirumah sakit. Penularannya pun bisa dengam droplet diudara dan bersentuhan langsung dengan carrier (pembawa) virus.

Kemudian musuh yang kedua adalah ego sektoral. Menurut Prof wiku dalam laman detik.com, "Egosektor jangan diartikan sebagai ego individual atau dalam artian di pemerintahan baik pusat maupun daerah. Tapi juga semua pihak yang terlibat dalam penanganan wabah ini, termasuk di kalangan para pakar medis, kesehatan masyarakat, serta pakar lintas keilmuan lainnya."

Menurut saya pernyataan beliau ada benarnya. Kita bisa melihat bagaimana kontra kebijakan pemerintah yang dikeluarkan sebelum kasus ini meledak di Indonesia. Misalnya pengadaan influencer asing dengan dana 75 M. Tentu ini sangat menarik jika dilihat bahwasannya pemerintah lebih condong mengurusi pariwisata dan ekonomi kerakyatan  dari pada bersiap dengan membenahi sistem kesehatan mulai dari tingkat bawah hingga ke atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun