Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Wanita dan Korban Perdagangan Manusia

16 Februari 2020   09:53 Diperbarui: 17 Februari 2020   23:59 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perdagangan perempuan. (sumber: shutterstock)

Wanita adalah keindahan. Mereka tersusun dan terdiri dari butir-butir yang menciptakan kedamaian. Mereka melengkapi yang tidak sempurna, menutupi kekurangan, dan menjadi penolong yang sepadan.

Polisi daerah Jawa Barat baru-baru ini berhasil mengungkap dugaan perdagangan orang di Puncak, Kabupaten Bogor. Modusnya adalah menawarkan kawin kontrak kepada turis Timur Tengah yang sedang menikmati liburan. 

Para mucikari yang ditangkap ini merupakan agen yang berfungsi untuk mencari kemudian menawarkan kepada para turis wanita yang bisa dinikahi secara kontrak.

Mengapa wanita selalu menjadi korban perdagangan orang?

Saya ingin memulai tulisan ini dengan membahas sebuah berita yang cukup membuat nama Indonesia viral sekaligus terkenal. 

Yah, salah satu warga negaranya diketahui menjualkan harga dirinya ke salah satu agen penjualan keperawanan yang berada di luar negeri. Sebelum dia, ada beberapa nama wanita yang berasal dari negara lain yang juga sama melakukan hal ini

Sumber foto: greatmind.id
Sumber foto: greatmind.id
Fera (nama samaran) telah berhasil mendapatkan uang dari hasil menjual keperawannanya di situs cinderela escort. Cinderela escort merupakan agen penjual keperawanan yang berlokasi di Jerman. Diketahui sudah begitu banyak wanita yang mendaftarakan dirinya disitus ini. Termasuk Fera.

Gadis berumur 21 tahun ini meraup uang yang cukup fantastis dari nilai keperawannya. Sebelum dibeli dan dibayar dengan harga segitu banyak, tidak mudah baginya untuk dapat langsung mendapatkan fee tersebut. 

Ia harus melakukan serangkaian tes seblum dipasarkan kemudian ditawarkan kepada siapa mereka yang berkehendak. Alasan melakukan ini karena kebutuhan ekonomi.

Lantas bagaimana dengan alasan wanita-wanita yang mau dinikahi kontrak oleh turis Timur Tengah di Puncak?

Pemberitaan mengenai wanita yang menjualkan dirinya menjadi budak seks atau semacamnya bukanlah berita baru. Sedari dulu, wanita memang kerap kali dijadikan objek seksualitas bagi lelaki. Motif rata rata mereka mau menggadaikan dirinya adalah karena kebutuhan keluarga/ekonomi yang mendesak.

Ekonomi menjadi satu satunya alasan klasik yang paling sering digunakan oleh para wanita ini. Tak bermaksud menyalahkan mereka, sejatinya manusia memang tak bisa menghindar dan tak mampu menolak untuk berperkara dengan ekonomi. Jangankan keperawanan, ginjal dan organ tubuh saja bisa dijadikan barang dagangan.

Tetapi tidak melulu jalan buntu untuk mendapatkan dan mencukupi kebutuhan ekonomi hanya dengan menjual diri. Yah, walaupun memang menjual diri bisa mempercepat datangya pundi-pundi keuangan, tetapi mereka hanya menurunkan moralitas wanita lainnya. Miris bukan?

Kita memang tak bisa menampik bahwa wanita adalah objek seksualitas. Sehingga banyak juga wanita yang secara sukarela dan sadar menggadaikan dirinya. 

Contohnya Fera, alih-alih ingin mendapatkan keuangan yang praktis dan cepat, keperawanan dan kepuasan seksual adalah senjata utama untuk mendapatkannya. Sadarkah wanita bahwa mereka sedang terjebak dalam sebuah skandal kehidupan yang begitu bobroknya?

Bisnis perdagangan orang yang terjadi di Jawa Barat menimbulkan sebuah pertanyaan. Mengapa hal tersebut bisa terselenggara dan melibatkan begitu banyak manusia? Jawabannya yah karena ada supply and demand. 

Ada permintaan dan penawaran. Semuanya akan bermuara pada adanya permintaan entah dari pihak turis Timur Tengah atau dari pihak wanita itu sendiri.

Tak mau menyalahkan siapa yang paling salah dalam hal ini, tentunya negara dan pemerintah harus memutus semua cela-cela terselenggarnaya korban perdangan manusia seperti kasus di atas. 

Pemberdayaan wanita dan perempuan dalam skala umur perlu untuk kita benahi. Mental-mental menjualkan diri baik itu dipaksa atauapun karena terpaksa perlu diubah. 

Bahwasannya wanita memang mampu memberikan kebutuhan seksual bagi lelaki, itu adalah salah satu jalan untuk berkembang biak. Bukan sebagai kendaraan untuk menjajalkan diri semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun