Mohon tunggu...
Sony Hartono
Sony Hartono Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pria Yang Hobi Menulis

Kutulis apa yang membuncah di pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Money

Mau Jadi Beban Orang Lain ketika Pensiun?

5 November 2017   23:58 Diperbarui: 6 November 2017   00:05 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Nangkring Kompasiana dan BNP Paribas

Tidak seperti weekend-weekend sebelumnya yang paling-paling kuhabiskan waktunya dengan bersih-bersih rumah, akhir pekan minggu lalu aku berkesempatan Nangkring bareng Kompasiana dan BNP Paribas Investment Partners di Rumah Makan Bebek Bengil tidak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia. Narasumber dalam acara ini adalah Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Indonesia, Ibu Vivian Secakusuma, adapula Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Rangga Almahendra, serta Mas Ruli perwakilan dari PayPro.

Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dengan kesempatan pertama pemaparan oleh Ibu Vivian. Pertama-tama beliau menjelaskan tentang pentingnya investasi sejak dini. Menurut riset terbaru, sekitar 70% pensiunan di Indonesia menjadi beban bagi orang lain, entah itu anaknya ataupun saudaranya. Hal yang sangat miris, dimana masa pensiun tentunya tidak ingin dipusingkan lagi dengan kebutuhan sehari-hari, apalagi sampai merepotkan orang lain. Pensiun ya saatnya menikmati hari tua bersama keluarga tercinta tanpa rasa khawatir terhadap masalah finansial.

Kondisi tersebut bisa kita hindari jika kita sejak dini sudah mulai sadar dengan investasi. Salah satunya kita bisa mulai berinvestasi reksadana. Dari 250 juta penduduk Indonesia, baru sekitar 400 ribu orang yang berinvestasi reksadana. Hal ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang kurang tahu apa itu reksadana. Dalam pemaparannya Bu Vivian menjelaskan bahwa reksadana adalah sekumpulan dana yang dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi misalkan pasar uang, obligasi, saham yang mana pengadministrasiannya dilakukan oleh Bank kustodian.

Berbeda dengan berinvestasi saham secara langsung dimana kita perlu tahu psikologi pasar, volatilitas pasar yang tinggi sehingga kalau kita tidak siap menghadapi potensi rugi besar pastinya akan sangat mengganggu ketenangan hidup kita. Berbeda halnya jika kita berinvestasi di reksadana, dana kita dikelola oleh profesional yaitu pihak manajer investasi, kita nggak perlu repot-repot lagi memilih instrumen investasi ataupun memantaunya, serahkan saja pada ahlinya yaitu manajer investasi. Nggak sport jantung lah intinya, dan tentunya kita tinggal duduk manis dan tidur nyenyak.

Reksadana ada berbagai macam jenisnya, ada reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, ataupun saham. Reksadana pasar uang mempunyai risiko paling kecil sebanding dengan potensi imbal hasilnya paling kecil. Berkebalikan dengan reksadana saham yang risikonya paling besar dan tentunya potensi imbal hasilnya juga paling besar diantara jenis reksadana lainnya. Dalam kesempatan itu, Ibu Vivian menjelaskan bahwa bagi pemula cocoknya untuk memilih reksadana pasar uang ataupun pendapatan tetap, meskipun potensi imbal hasilnya tidak sebesar saham tetapi memberikan imbal hasil yang stabil, paling tidak lebih besar dari inflasi agar aset kita tidak tergerus inflasi atau dengan kata lain kita tidak bertambah miskin.

Pemaparan kedua pada acara nangkring bareng ini diberikan oleh seorang Dosen dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM yang ternyata juga sang penulis  novel laris 99 Cahaya di Langit Eropa, Rangga Almahendra. Sebelum Beliau memaparkan materi dan berbagi pengalaman, para peserta disuguhkan video beliau yang telah di-share di youtube mengenai penjelasan tentang aset, liabilitas, dan investasi yang memudahkan kita untuk memahami perbedaan antara aset dan liabilitas serta membuka mata kita akan pentingnya investasi agar kekayaan atau aset kita semakin berkembang, bukan malah bertambah miskin.

Dalam pemaparannya, Beliau juga berbagi tips dan pengalaman tentang investasi. Tujuan awal Beliau berinvestasi adalah agar di hari tuanya nanti tidak merepotkan orang lain, dalam artian masih mampu mandiri dari sisi finansial. Beliau juga menyarankan jika kita berinvestasi maka pilihlah manajer investasi yang kredibel dan terdaftar secara resmi di OJK. Kita juga perlu waspada dan berhati-hati terhadap pihak-pihak yang menawarkan janji-janji surga berinvestasi, dalam artian memberikan iming-iming imbal hasil yang tidak masuk akal, karena hampir bisa dipastikan itu adalah bentuk penipuan. Nah, satu lagi tips-nya yang unik adalah, berhemat saja tidak akan mampu mengembangkan aset kita, melainkan yang lebih penting kita perlu menambah kran-kran pemasukan kita, salah satunya dengan berinvestasi.

BNP  Paribas Investment Partners merupakan salah satu manajer investasi berpengalaman di Indonesia yang sudah berkiprah kurang lebih selama 25 tahun dengan mengelola dana sampai saat ini 31,5 Triliun Rupiah. Wow... angka yang fantastis! Tidak mungkin BNP Paribas Investment Partners mampu mengelola dana sebanyak itu jika tidak mendapatkan kepercayaan masyarakat yang besar untuk mengelola dana mereka. Dalam kesempatan itu, Bu Vivian juga tidak lupa memberikan beberapa tips investasi sebagai berikut:

Pertama,Jangan biarkan uang Anda menganggur, segeralah diinvestasikan salah satunya melalui investasi reksadana.

Kedua,  Berinvestasi ke reksadana berarti mempercayakan pengelolaan dana kita kepada manajer investasi profesional yang setiap saat memonitor portofolionya, jadi kita tidak perlu khawatir.

Ketiga, Ketika kita mau berinvestasi pada instrumen reksadana kenali dulu profil risiko kita, apakah kita seorang yang suka akan risiko/suka tantangan (risk takers) atau kita orang yang tidak suka risiko/tidak suka tantangan (risk averse) untuk menentukan jenis reksadana yang tepat untuk kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun