Selain 3 amunisi anyar tersebut, tiga rekrutan baru lainnya yang sudah terlebih dahulu mendarat di Arsenal, mulai bisa "nyetel" dengan gaya bermain Arsenal, seperti Ben White, Albert Lokonga dan Nuno Tavares. Enam pemain baru tersebut, mampu tampil impresif untuk mengangkat performa Arsenal.
Setelah kalah dalam tiga laga awal, Arsenal mulai bangun dari tidurnya. Tidak tanggung-tanggung, Arsenal memenangi tiga laga selanjutnya, dengan mengalahkan Norwich City, Burnley dan memenangi duel sengit derby London melawan Tottenham Hotspur.
Salah satu momen kebangkitan Arsenal, ditandai dengan mengalahkan Tottenham Hotspur. Memenangi laga sengit melawan Spurs, membuat kepercayaan diri skuad Arsenal meningkat. Secara perlahan Mikel Arteta mampu membawa Arsenal bersaing di papan tengah.
Dan puncaknya pada pekan ke-13, Arsenal baru saja menumbangkan Newcastle United dengan skor 2-0 di Stadion Emirates, London. Gol-gol kemenangan Arsenal dicetak oleh Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. Kemenangan ini, mengamankan Arsenal di posisi lima besar dengan mengantongi 23 poin.
Pasca kekalahan dari Manchester City di pekan ke-3, dalam 10 pertandingan selanjutnya Mikel Arteta meraih 7 hasil kemenangan, 2 hasil seri dan 1 hasil menuai kekalahan. Satu-satunya kekalahan Arsenal diderita dari Liverpool dengan skor telak 0-4.
Hingga di pekan ke-13 ini, Arsenal telah menelan 4 kekalahan. Uniknya, 3 kekalahan diderita dari 3 tim calon kuat peraih gelar juara Liga Inggris musim ini, yaitu Chelsea, Manchester City dan Liverpool.
Selain Andil besar dari Mikel Arteta dan skuad tim, ada faktor lain yang membuat Arsenal bangkit dan mampu menempati posisi 5 besar di klasemen. Tim-tim lain yang biasanya bercokol di papan atas dan papan tengah tampil inkonsisten bahkan bisa dikata tampil jeblok atau buruk. Hal ini, tentunya sangat menguntungkan bagi Arsenal
Leicester City, Everton, Tottenham Hotspur dan Manchester United hingga pekan ke-13, bisa dikata rapor penampilan mereka merah. Bahkan Spurs dan MU terpaksa harus memecat pelatih mereka, karena dicap gagal memberikan performa terbaik musim ini.
Nasib Nuno Espirito Santo dan Ole Gunnar Solskjaer tidak seberuntung Mikel Arteta. Manajemen Spurs dan MU tidak memberi kesempatan kepada kedua pelatih ini, untuk membuktikan diri. Surat pemecatan dari pihak klub, menjadi solusi terbaik dari pihak manajemen Spurs dan MU.
Dinamika pelatih baru harus dijalani oleh skuad tim Spurs dan MU. Spurs menunjuk Antonio Conte, untuk menggantikan Nuno Espirito Santo dan Ralf Rangnick ditunjuk sebagai pelatih Interim MU, untuk menggantikan Ole Gunnar Solskjaer.
Dengan adanya pergantian pelatih ditengah musim, setiap pemain dituntut untuk segera beradaptasi dengan gaya bermain pelatih baru dan bagi pelatih baru ia harus mampu membangkitkan klub yang sedang dalam posisi terpuruk.