Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Bulutangkis China Perkasa di Olimpiade, karena Mengadopsi Cara Simulasi Indonesia

5 Agustus 2021   05:15 Diperbarui: 5 Agustus 2021   19:35 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(SCREENSHOT/@aiyuke) 

Semua pernak-pernik dan visualisasinya disamakan dengan arena Olimpiade, agar para pemain China merasakan atmosfer pertandingan Olimpiade yang sesungguhnya.

Tidak hanya itu, agar lebih terasa aroma Olimpiade, CBA sengaja membuat jarak tempuh tempat simulasi di kompleks pusat olahraga Gunung Phoenix Kota Chengdu dan penginapan di Pangkalan Shuangliu Chengdu sekitar 40 Km dengan waktu tempuh 2 jam. 

Jaraknya sama dengan Village Olimpiade ke Arena Musashino Forest Sport Plaza, Venue Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020.

CBA memang tidak main-main dalam mempersiapkan tim bulutangkis China, CBA memanggil 36 pemain untuk simulasi Olimpiade ini. Para pemain inti yang berangkat ke Olimpiade, selama 3 hari mengikuti simulasi dengan format babak perempatfinal, semifinal dan Final.

CBA tidak mau kecolongan, jika sampai gagal membawa pulang medali emas. Karena selama Pandemi Covid-19 para pemain China, tidak mengikuti kompetisi resmi BWF. 

Maka, simulasi ini diperlukan sebagai Latihan tahap akhir pemain jelang Olimpiade Tokyo 2020, agar setiap pemain tidak kehilangan ritme pertandingan resmi.

Proses memang tidak pernah membohongi hasil akhir. Simulasi Olimpiade China, yang mengadopsi simulasi dari PBSI ternyata membuahkan hasil. Terbukti China, berhasil mengirimkan 6 wakilnya ke babak final dan membawa pulang 2 medali emas.

Dominasi China, di Olimpiade Tokyo 2020 dengan mengirimkan 6 wakilnya di babak final sebenarnya diluar dugaan. karena akhir-akhir ini China tidak terlalu mendominasi. Tetapi dengan keseriusan CBA dalam melakukan persiapan Olimpiade Tokyo 2020, hasil yang diraih oleh China pun maksimal. Hasil yang diraih oleh China, sangat kontras dengan Jepang. Sebagai tuan rumah, dan bulutangkis Jepang juga sedang dalam performa menanjak tetapi tuan rumah Jepang, gagal mengirimkan wakilnya di babak final.

Semoga di Olimpiade Paris 2024, gantian Indonesia yang dapat mengirimkan 5 wakilnya di semua sektor final bulutangkis Olimpiade. PBSI juga perlu mengadopsi hal-hal positif dari bulutangkis China agar Indonesia dapat Kembali merebut Piala Sudirman dan Piala Thomas-Uber Cup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun