Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Tiki-Taka" dan "False 9" Mimpi Buruk bagi Italia, Saatnya Taktik Menyerang Italia Pulangkan Spanyol

5 Juli 2021   10:31 Diperbarui: 5 Juli 2021   12:14 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Italia merayakan gol ke gawang Austria, di babak 16 Besar Euro 2020 (Foto: AFP/FRANK AUGSTEIN)

Italia dan Spanyol Kembali bertemu di babak 16 besar Euro 2016 di Prancis. Tampil tanpa taktik "Tiki-Taka" ataupun "false 9" karena taktik tersebut sudah luntur sejak Spanyol hancur lebur di Piala Dunia 2014. 

Membuat Italia dengan mudah menumbangkan Spanyol dengan skor 2-0, lewat gol yang diciptakan oleh Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle. 

Kekalahan menyakitkan Italia di babak Perempatfinal Euro 2008 dan di Final Euro 2012 terbayar lunas. Namun sayangnya, langkah impresif tim asuhan Antonio Conte, harus terhenti di babak perempatfinal setelah Italia dikalahkan oleh Jerman lewat drama adu penalti.

Sering bertemunya Italia dan Spanyol di tiga edisi Piala Eropa sebelumnya, membuat laga Semifinal Euro 2020 akan berjalan dengat ketat dan menarik. Rasa dendam dan gengsi akan menghiasi laga semifinal yang akan dilangsungkan di Stadion Wembley, London.

Spanyol sebenarnya masih mengusung taktik "Tiki-Taka", namun ketiadaan master "Tiki-Taka" yang diperankan oleh Xavi dan Iniesta, membuat taktik tersebut tidak berjalan sukses. Sama halnya Mancini di Italia, saat ini Luis Enrique sedang membangun pondasi Spanyol yang sedang hancur dalam tiga kejuaraan Mayor terakhir, Piala Dunia 2014, Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.

Pablo Sarabia, Alvaro Morata, Ferran Torres, Pedri, Sergio Busquets dan Koke merupakan elemen penting tim Spanyol saat ini, ketika mereka melakukan penyerangan. Peran merekalah yang membawa Spanyol melangkah jauh hingga babak Semifinal.

Kelengahan lini belakang dan blunder kiper saat berjumpa dengan Kroasia, serta banyaknya peluang yang terbuang sia-sia kala bertemu dengan Swiss tidak boleh diulangi lagi oleh tim asuhan Luis Enrique ini. Jika tidak ingin, kesalahan itu dibayar mahal oleh skuad Italia.

Italia sudah menghukum Belgia, ketika mereka melakukan kesalahan di lini belakang dan langsung dihukum Italia lewat gol Nicolo Barella. Italia ditangan pelatih Roberto Mancini, telah bertransformasi bukan menjadi tim yang memuja "catenaccio" atau pertahana gerendel.

Mancini berani mendobrak kemapanan Italia, dengan merubah taktik gaya bertahan yang selama ini dipertahankan, menjadi taktik menyerang ala Mancini.

Selama Euro 2020 Italia, merupakan tim yang sangat menarik untuk ditonton. Taktik menyerang yang tidak melupakan keseimbangan dalam bertahan membuat tim Italia begitu menakutkan bagi tim lawan. 

Mancini dapat memadukan pemain bek sayap, lini tengah dan lini serang untuk memainkan umpan-umpan pendek dan diakhiri lewat umpan crossing atau umpan terobosan dari kedua sayap maupun lini tengah Italia demi menghukum lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun