Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola

Label "The Next Maradona", Beban Terberat Messi bersama Argentina

16 Juni 2021   14:15 Diperbarui: 19 Desember 2022   12:57 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar milik akun Youtube: Studio 47G)

Keberhasilan Diego Maradona, membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko, membuat publik sepakbola Argentina men"dewa"kan sosok Maradona. 

Apalagi dalam perjalanan menuju tangga Juara, Maradona mencetak 2 gol ke gawang Inggris di babak perempatfinal. Kedua gol Maradona yang dicetak ke gawang Inggris, sampai sekarang masih dikenang oleh publik sepakbola dunia. 

Gol pertama tercipta, saat Maradona membawa bola dari tengah lapangan, kemudian beradu sprint menggocek 5 orang pemain Inggris, di antaranya: Glenn Hoddle, Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher dan yang terakhir menaklukkan kiper Inggris, Peter Shilton.

Sementara Gol Kedua tercipta lebih fenomenal, karena Maradona mencetak gol menggunakan tangannya, yang akhirnya gol tersebut dikenal dengan "gol tangan Tuhan". Bagi Argentina Maradona adalah sosok pahlawan, tetapi bagi Inggris Maradona menjadi sosok kontroversial.

Kemudian Pada Piala Dunia 1990, Maradona harus puas membawa Argentina hanya menjadi Runner Up di Piala Dunia Italia, karena kalah di pertandingan final menghadapi Jerman Barat. 

Sementara itu, di Turnamen Copa America 1991 dan 1993 ketika Argentina menjadi Juara , Maradona tidak ikut ambil bagian dalam dua edisi copa america tersebut.

Gelar Copa America tahun 1993, menjadi gelar juara prestius terakhir yang diraih oleh Argentina. Sejak saat itulah, dalam setiap edisi kejuaraan Piala Dunia maupun Copa America publik sepakbola Argentina selalu mencari sosok yang pas sebagai penerus Maradona.

Setiap ada pemain, yang memiliki skill individu, kecepatan, gocekan dan postur tubuh identik dengan Maradona. Julukan "the next Maradona" langsung tersematkan untuk para pemain tersebut. 

Beberapa pemain yang sempat mendapatkan julukan "the next Maradona" diantaranya: Marcelo Gallardo, Ariel Ortega, Juan Roman Riquelme, Pablo Aimar, Andres D'alessandro, Carlos Marinelli, Javier Saviola, Carlos Tevez, Sergio Aguero, dan Lionel Messi.

Nama-nama tersebut dicap gagal menjadi penerus tongkat estafet prestasi Argentina di ajang Piala Dunia maupun Copa America. 

Beban berat yang disandang oleh pemain dengan label "the next Maradona" membuat mereka tampil terbebani setiap mengenakan baju kebesaran timnas Argentina.

Nama terakhir, Lionel Messi sebenarnya diharapkan menjadi penerus "the next Maradona" selanjutnya. Bukan tanpa sebab, publik sepakbola berharap lebih kepada mega bintang Barcelona ini. 

Pada Tahun 2005 Messi berhasil membawa Argentina, menjadi Juara Dunia U-20 di Belanda. Tiga Tahun kemudian, Messi berhasil membawa Argentina meraih medali emas di Olimpiade Beijing, China.

Selain dua prestasi tersebut, bersama klubnya Barcelona, Lionel Messi berhasil meraih berbagai gelar juara dan penghargaan prestisius. 

Gelar La Liga, Gelar Liga Champions, Piala Super Eropa, Kejuaraan antar klub dunia dan penghargaan individu sebagai pemain terbaik dunia. Sehingga tidak salah sebenarnya, jika Publik Argentina berharap lebih kepada Messi.

Namun harapan, tidak semanis dengan apa yang dibayangkan. Di level Piala Dunia, prestasi terbaik Messi hanya mengantarkan Argentina menjadi Runner up di Piala Dunia 2014 Brazil, setelah kalah dramatis dari Jerman dengan skor tipis 1-0. Sementara di level Copa America, prestasi terbaiknya hanya sebagai Runner up di edisi Copa America tahun 2007, 2015 dan 2016.

Bahkan, saking kecewanya fans fanatik garis keras Argentina, mengecap Messi sebagai sosok yang tidak nasionalis. Messi di cap hanya bermain setengah hati ketika membela Argentina, berbeda 360 derajat ketika Messi berseragam Barcelona.

Menurut analisis penulis, kesempatan terbesar Messi dapat mempersembahkan gelar juara piala dunia ada di tahun 2006. Momen ini terjadi ketika babak perempatfinal melawan Jerman, dimana pelatih Argentina.

Saat itu, Jose Pekerman tidak berani berjudi dengan menurunkan Lionel Messi sebagai pemain pengganti di babak kedua. Karena di tahun 2006 permainan Messi belum terlalu dikenali oleh bek-bek Jerman, sehingga kehadiran Messi bisa merusak dan mendobrak pertahanan Jerman. 

Selain itu skuad Argentina di Piala Dunia 2006 sangat merata di semua lini. Mungkin, itu menjadi salah satu penyesalan terbesar dalam karir kepelatihan Pekerman.

Faktor lain, yang membuat Messi gagal membawa Argentina Juara di Piala Dunia 2014, Copa America Tahun 2007, 2015 dan 2016 karena tidak adanya sosok pemain seperti Xavi dan Iniesta yang begitu memanjakan Messi dengan umpan-umpan brilliannya, serta sebagai jenderal lapangan tengah dirigen orchestra bernama tiki-taka. 

Ditambah di Argentina tidak mempunyai bek Tangguh seperti Pique maupun Puyol, Argentina juga dari dulu tidak pernah mempunyai kiper top seperti Nelson Dida, maupun Alisson Becker.

Selama ini skuad Argentina hanya superior di lini serang dan lini tengah, namun begitu rapuh di pos pertahanan dan kiper. Jadi bukan faktor Messi atau pemain "the next Maradona" lainnya yang membuat Argentina gagal selama ini. Sehingga setiap pelatih, akan kesulitan dalam meracik strateginya karena komposisi pemain yang tidak merata.

Usia Lionel Messi saat ini, sudah menginjak 33 Tahun. Bukan usia muda lagi bagi pemain sepakbola. Edisi Copa America 2021 ini dan Piala Dunia 2022 mungkin menjadi kesempatan emas terakhir Messi untuk mempersembahkan salah satu gelar prestisus bagi Argentina.

Melihat pertandingan pertama Argentina berhadapan dengan Chile, ditambah dengan skuad yang dibawa oleh pelatih Lionel Scaloni. Beban berat masih harus disandang oleh Messi, ketiadaan pemain bek dan kiper yang mumpuni. 

Membuat Argentina akan kesulitan bersaing dengan Brazil, Chile dan Uruguay.  Lini tengah Argentina Nampak kesulitan untuk menguasai bola ketika berhadapan dengan Chile. Faktor seorang Messi-lah, yang akan membuat Argentina melangkah jauh di Copa America 2021.

Jadi, bagi pendukung Argentina di Copa America 2021 berdoa-lah agar daya magis dan keberuntungan Messi Bersama Argentina meledak di ajang ini. Karena sejak tahun 1993 hingga sekarang, Argentina tidak mempunyai lini pertahanan dan pos kiper yang Tangguh. 

Berbeda dengan Brazil yang setiap edisi Piala Dunia maupun Copa America selalu mempunyai lini pertahanan dan kiper yang mumpuni. Brazil seperti tidak pernah kehabisan bek dan kiper handal.

Semoga tahun ini keberuntungan ada di pihak Messi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun