Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Arcandra Tahar Santer Dikabarkan Akan Menjadi Bos PGN

12 Desember 2019   14:08 Diperbarui: 12 Desember 2019   14:07 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto : KOMPAS.com / AKHDI MARTIN PRATAMA)

Setelah PT. Pertamina (Persero) melakukan pergantian direksi dan komisaris, hal yang sama akan dilakukan subholding gasnya yakni PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. Mengenai siapa yang akan mengisi posisi dirut menarik untuk kita tunggu. Satu Nama yang santer dikabarkan akan mengisi jabatan direksi atau komisaris adalah  Arcandra Tahar.

Arcandra kembali menjadi perbincangan para pelaku pasar. Kabar yang beredar menyebutkan, mantan wakil menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) itu menjadi salah satu kandidat direktur utama (dirut) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN.

Spekulasi Arcandra sebagai Dirut PGN merebak setelah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan akan menempatkan satu mantan wakil menteri di posisi penting perusahaan BUMN.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan masih ada mantan yang akan mengisi posisi penting di perusahaan BUMN yang akan menggelar RUPSLB.

"Ada, ada. [Mantan] Wamen. Ada wamen [mantan] akan dapat tempat," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Kisi-kisi itu mengarah ke Arcandra, mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Arya sebenarnya tidak menyebutkan secara rinci jika Arcandra akan ditempatkan pada BUMN tertentu.

Namun dihubungkan ke PGN karena akan menggelar RUPSLB. Arcandra adalah Wamen ESDM periode Oktober 2016-Oktober 2019 dan Menteri ESDM periode Juli 2016-Agustus 2016.

Arya Sinulingga, staf khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengatakan Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS) PGN akan dilakukan dalam waktu dekat.

PGN berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 21 Januari 2020. Dalam informasi yang dilansir dari BEI, PGN berencana menggelar RUPSLB pada 21 Januari 2020 dengan agenda perubahan susunan pengurus perusahaan.

Pada RUPSLB 30 Agustus silam, baru terjadi pergantian pengurus sebagai tindak lanjut dari permintaan induk holding BUMN Migas yakni Pertamina tertanggal 12 Juli 2019.

Apakah mungkin perombakan ini, dikarenakan sepanjang paruh pertama 2019 produsen emiten migas milik pemerintah tersebut belum mampu membukukan kinerja keuangan yang baik.

Pasalnya, keuntungan yang dikantongi perusahaan turun 69,87 persen secara tahunan (year-on-year/YOY).

Hingga akhir bulan juni 2019, jumlah keuntungan bersih yang diperoleh PGN hanya sebesar 54,04 juta dolar amerika. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan dapat membukukan keuntungan mencapai 179,39 juta dolar amerika.

Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan tertekannya kinerja bottom line PGN di antaranya anjloknya penjualan minyak dan gas, penurunan nilai properti, serta rugi selisih kurs.

Jumlah pendapatan yang diperoleh PGN pada semester I-2019 terkoreksi 6,69 persen YoY menjadi 1,79 miliar dolar amerika, di mana penjualan minyak dan gas mencatatkan koreksi paling dalam hingga 38,22 persen  YoY menjadi hanya 196,21 juta dolar amerika.

Sedangkan pendapatan dari distribusi gas cenderung stabil, meskipun turun tipis 1,82 persen secara tahunan menjadi 1,33 miliar dolar amerika.

Di sisi lain, perusahaan juga membukukan penurunan nilai atas properti minyak dan gas di blok Pangkah mencapai  44,18 juta dolar amerika.

Merujuk pada laporan keuangan perusahaan, kerugian tersebut diakibatkan karena ada perubahan rencana manajemen terkait pertimbangan teknis dan komersial yang mengakibatkan turunnya profil produksi.

Pada semester I tahun 2019, PGN juga mengalami kerugian atas selisih kurs mata uang yang lebih besar, dari hanya 19,81 juta dolar amerika menjadi 34,07 juta dolar amerika.

Mempertimbangkan kinerja perusahaan yang kurang baik selama semester I tahun 2019, apakah menjadi alasan untuk mengganti susunan pengurus utama perusahaan.

Menteri BUMN Erick Thohir memang sedang melakukan perombakan di sejumlah perusahaan BUMN yang dinilai bermasalah, setelah Pertamina, BTN, PLN, dan kemungkinan Garuda yang juga baru saja tersandung masalah penyelundupan barang ilegal. Menarik kita tunggu gebrakan Erick Thohir selanjutnya.

Sumber : [1] [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun