Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mafia BUMN Ketar-Ketir, Jika Ahok Jadi Pejabat BUMN

15 November 2019   23:31 Diperbarui: 16 November 2019   08:41 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basuki T Purnama alias Ahok. (Foto: Rifkianto Nugroho) 

Setelah sebulan terakhir nama Surya Paloh dan Partai Nasdem menghiasi pemberitaan media di tanah air. Di mulai sejak pelantikan ketua DPR Puan Maharani, saat Megawati melewati Surya Paloh sehingga kedua tokoh besar ini tidak bersalaman dan diakhiri saat Kongres Nasdem Surya Paloh berpelukan dengan Presiden Jokowi. Riuh rendah dinamika politik tersebut diakhiri dengan pelukan hangat, yang membuat situasi politik menjadi mencair.

Kemudian nama Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan sebutan  Ahok mendadak menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia. Rabu pagi (13/11/2019) Ahok mendatangi kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat. Ahok bertemu langsung dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk diberi posisi di salah satu perusahaan BUMN. 

Alasan Menteri BUMN Erick Thohir mengajak Ahok bergabung ke dalam jajaran pejabat BUMN menurutnya pengalaman dan rekam jejak Ahok sudah terbukti berhasil melakukan pembangunan dan itu dia nilai bisa terus dilakukan karena konsistensinya. "Ya saya rasa beliau juga tokoh yang konsisten yang sudah jelas track record-nya bisa terus membangun," kata Erick di Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Perusahaan BUMN memerlukan banyak figur yang bisa membantu perusahaan negara. Ahok adalah salah satu orang yang diharapkan mampu mendongkrak kinerja BUMN. Kementerian BUMN menangani 142 perusahaan negara, sehingga dibutuhkan sosok yang berani melakukan gebrakan untuk perbaikan BUMN ke depan. 

Hal ini, seperti yang pernah dilakukan oleh Ignasius Jonan saat memperbaiki kinerja PT. KAI menjadi lebih baik. Padahal sebelumnya, PT. KAI termasuk salah satu BUMN yang berkinerja buruk.

Dengan hadirnya Ahok diharapkan kinerja BUMN yang akan ditanganinya bisa bekerja lebih baik dan lebih cepat. Belum diketahui secara pasti jabatan apa dan perusahaan BUMN mana yang akan dipimpin oleh Mantan orang nomor 1 di Jakarta tersebut.

Kabar ini langsung mendapatkan respon, pro dan kontra dari masyarakat ada yang setuju dan ada juga yang menolak. Salah satunya Serikat pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak bila benar Ahok menjadi pimpinan di sana. 

"Kita tahu perilaku Pak Ahok itu kan kata-katanya kasar, sering bikin keributan," kata Arie saat dihubungi Jumat (15/11/2019). "Pertamina ini perusahaan strategis, yang menjamin untuk seluruh rakyat dalam supply BBM. Kalau di dalamnya nanti dibikin gaduh gimana bisa maksimal melayani masyarakat," sambung Arie.

Arie melanjutkan, bahwa Ahok tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah (Permen) tentang syarat BUMN untuk menjabat di Pertamina, baik tingkat Komisaris maupun Dewan Direksi. "Salah satunya di situ kan ada tidak punya masalah keterkaitan dengan masalah hukum, kemudian berperilaku baik," tuturnya.

Sumber

Sedangkan salah satu pihak yang setuju Ahok duduk di posisi strategis di BUMN datang dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok  pemburu rente di perusahaan pelat merah. "Secara pribadi saya dukung model orang kayak Ahok ditempatkan di BUMN. 

Selamat Koh Ahok untuk ditugaskan oleh Joko Widodo di BUMN. Kita buktikan dengan waktu yang berjalan nanti apakah Koh Ahok mampu atau tidak," kata Arief dalam keterangannya, Kamis (14/11). Terlebih, kata Arief, ada kemudahan tertentu dalam memimpin BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang dimonopoli oleh negara, seperti BBM dan listrik. 

Baginya, tak butuh kemampuan tinggi untuk menjadi pimpinan di BUMN itu. Hal ini berbeda dengan Garuda atau BUMN perbankan yang memiliki banyak kompetitor.

"Gampang kok jadi dirut BUMN, enggak susah-susah amat jadi pegawainya, apalagi jadi Dirut di PLN dan Pertamina yang produknya pasti laku dan sifatnya monopoli. Enggak ada saingannya di Indonesia," urai dia.

Hanya saja, Arief mengingatkan Ahok untuk harus siap melawan para mafia pemburu rente jika memang ditempatkan di PLN atau Pertamina. Karena itu, kata dia, Ahok harus didampingi jajaran direksi yang memang mengerti segala permainan mafia rente di kedua BUMN tersebut. Jika direksi yang mendampingi Ahok tak berintegritas, Arief khawatir mantan bupati Belitung Timur itu akan banyak tertipu jaringan mafia pemburu rente di PLN.

Sumber

Sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat di Indonesia apapun yang belum pasti akan menimbulkan polemik atau kegaduhan. Jika akhirnya pada bulan Desember nanti Ahok akan dilantik jadi Komisaris Utama atau Direktur Utama PLN atau Pertamina akan membuat mafia BUMN ketar-ketir dan was-was. 

Ahok terkenal dengan kinerjanya berani memberantas mafia, pada saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI.  Sehingga Ahok sangat cocok mengisi posisi Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau PT Pertamina tersebut.

Hingga saat ini posisi Dirut PLN masih dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sripeni Inten Cahyani, setelah Sofyan Basir tersangkut kasus PLTU Riau-I. Sedangkan, untuk jabatan strategis PT Pertamina (Persero) juga dikabarkan bakal mengalami perombakan dari Menteri BUMN Erick Thohir.

PLN dan Pertamina merupakan Dua perusahaan besar yang memiliki tantangan berat ke depannya, baik dari sisi finansial maupun tata kelola korporasi perusahaan tersebut. 

Dua korporasi ini diduga menjadi sarang mafia mulai dari mafia migas sampai mafia proyek. Di DKI Jakarta, saat masih menjabat sebagai gubernur saat itu Ahok sudah biasa berhadapan dengan mafia mulai dari korporasi, birokrat nakal dan politisi yang memanipulasi APBD.

Sosok Ahok dibutuhkan di PLN untuk memperbaiki kinerja keuangan. Karena PLN memiliki utang cukup tinggi serta untuk memperbaiki citra perusahaan tersebut. 

Selain PLN, Ahok juga dinilai cocok mengisi posisi penting dan strategis di Pertamina dan diharapkan dapat lebih meningkatkan jumlah produksi minyak nasional dengan cara mencari sumur-sumur migas baru dan berani melakukan ekspansi ke luar negeri dengan membeli blok-blok minyak. Melihat track record Ahok, selama menjabat Gubernur DKI, transparan,  bersih dan berani melawan mafia. 

Hal ini, sangat pas untuk Ahok dalam memberantas mafia BUMN. Semoga diluar polemik yang nanti bakal terjadi setelah Ahok dilantik jadi pejabat BUMN, para Mafia BUMN akan segera sadar dan bertaubat karena mereka bakal menghadapi tembok besar dalam diri Ahok, yang siap memberantas Mafia BUMN yang selama ini kerap menjadi batu sandungan bagi pejabat teras BUMN. Dan yang lebih penting lagi, setelah dilantik nanti Ahok tidak salah dalam memilih orang-orang yang akan membantunya dalam memperbaiki kinerja BUMN yang dinahkodainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun