Mohon tunggu...
Sonya Leoni Selan
Sonya Leoni Selan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bercerita tentang pendidikan dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak-anak Komunitas O'of Tilun Berkarya dengan Bercocok Tanam

18 September 2022   11:12 Diperbarui: 18 September 2022   11:23 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkarya dalam bercocok tanam(sonya Leoni Selan)

Melakukan hal yang positif akan menghasilkan hal yang baik pula. Mungkin kalimat ini menggambarkan rasa bahagianya kami para fasilitator kepada perkembangan bimbel di komunitas oof Tilun.

Sudah begitu banyak hal yang di lakukan oleh anak-anak bimbel kontekstual dalam memanfaatkan pangan lokal yang ada di desa mereka. Nah, salah satunya adalah mereka di ajak untuk berkarya dengan bercocok tanam.

Bercocok tanam sudah beberapa kali di lakukan oleh mereka sampai degan sekarang dan itu merupakan salah satu bahagian kurikulum dalan bimbel kontekstual.

Mereka di ajar oleh ibu siska dan pak neno untuk bagaimana memnafaatkan lahan yang luass agar menjadi sesuatu yang bermanfaat. Karena rasa cinta kepada anak-anak itulah yang menjadi landasan bagi kami para fasilitator untuk terus membentuk karakter anak-anak kami salah satunya melalui bercocok tanam. Dan rasa cinta itulah yang membuat kami bertahan samapi sekarang.

Menurut saya dengan bercocok tanam sangat membatu membentuk karakter anak. Salah satunya yah mereka di ajar untuk mandiri, kooperatif dan bahkan menjadi kolaborator yang baik.

Awalnya mereka di bagi dalam 2 kelompok  setelah itu mereka mulai membersihkan kebun yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mereka. Dengan semangat yang luar biasa, mereka mulai bekerjasama  dalan tim untuk membersihkan kebun, setelah itu mulai membentuk bedeng

Dalam membuat bedeng juga harus melalui beberapa proses. Ada yang membawa parang, pacul, besi gali, e.berr, pupuk kandang(sapi) dll. Setelah bedeng selesai di buat mereka mulai menanam.

Nah, kedua kelompok sama-sama menanam sayur tapi jenis sayurnya berbeda. Yang di berikan oleh ibu siska hanya 2 jenis sayur. Biasanya kalau disini bilangnya sayur paha ayam dan sayur kangkung.

Setelah selesai menanam bibit. Tahap selanjutnya adalah mereka membagi tugas untuk setiap pagi dan sore pergi dan menyiram bibit-bibit yang sudah di tanam. 

Kalau yang dapat tugas pagi yah, sebelum ke sekolah mereka sudah berangkat ke kebun, biasanya sellu jam 5 pagi. Sedangkan yang tugas sore biasanya pergi menyiram sebelum datang ke bimbel. 

Mereka mengikuti setiap proses pertumbuhan sayur, dan puji Tuhan kemarin mereka sudah panen sayur yang mereka tanam. Sayur yang mereka panen di bagi kembali kepada mereka, jadi kami selalu mengingtkan mereka untuk selalu adil. Kalau yang rajin datang bimbel dan rajin menyiram sayur dapatnya lebih banyak, kalau yang jarang datang bimbel dan malas menyiram sayur dapatnya seikit, dan mereka melakukan itu dengan baik.

Kadang sayur yang mereka tanam mereka jual, dan uang dari hasil jualan mereka membeli benang untuk menenun, bagi saya itu hal yang sangat luar biasa. Tidak semua anak mendapat kesempatan untuk hal-hal  seperti itu.

Dengan bercocok tanam juga mengajarkan mereka untuk hidup mandiri dan bisa saja membuka lapangan kerja untuk diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka nantinya.

Sekian duluh yah cerita dari saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun