Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyala Cahaya Cinta

16 Juli 2019   08:31 Diperbarui: 16 Juli 2019   08:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: Art People Gallery

Seperti panah panjang menembus kegelapan, kereta melesat. Membawa aku jauh, setelah hari yang sempurna kenikmatan cinta. Bangun dengan semua kenangan sedih dan manis saat berpisah. Aku mengangkat jendela teduh sempit dan melihat keluar pada malam hari.

Kesepian tanah tidak dikenal, dan seperti sungai yang mengalir. Hutan, ladang, dan bukit meluncur ke belakang, masih mengacaukan mimpiku. Sampai di tempat itu aneh, dan semakin aneh tumbuh. Kota ajaib yang penuh dengan cahaya mulai bersinar.

Luas melalui lanskap redup lampu menyala jutaan. Jalan-jalan panjang membuka garis-garis emas yang bersinar terang melintasi hijau. Gugus dan cincin cahaya, dan paviliun bercahaya.  Oh, siapa yang akan memberi tahu nama kota, dan apa arti keajaiban ini?

Mengapa mereka memanggilku, dan apa yang harus mereka tunjukkan kepadaku? Kerumunan di jalan yang menyala-nyala, kegembiraan di mana pesta makan, ciuman dan anggur. Banyak yang tertawa denganku, tetapi tidak ada yang mengenalku. Kota yang penuh dengan orang asing dan tidak ada yang bisa mengalahkan milikku.

Lihatlah bagaimana garis-garis yang berkilauan bimbang dan terangkat. Lembut angin malam, mencerai-beraikan visi cerah: dan, melewati seimbang. Di atas padang rumput dan melalui hutan yang melayang. Kota kunang-kunang kegelapan hilang di udara kosong.

Gadis mata emas, bagimu hatiku berubah. Tidur di kamar sepimu, sementara melalui tengah malam kesuraman keretaku berputar. Jelas dalam mimpimu tentang aku, cahaya cinta menyala. Satu-satunya cahaya yang tidak pernah gagal di seluruh dunia tatkala kelam.

***
Solo, Selasa, 16 Juli 2019. 8:13 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun