Mohon tunggu...
Sonta Frisca Manalu
Sonta Frisca Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - I'm falling in love

You are never fully dressed without a smile

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tak Ada Kata "di Luar Jangkauan Area" dengan Go Food

3 Juni 2018   23:12 Diperbarui: 5 Juni 2018   09:55 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pernah tinggal di daerah Jati Uwung, letaknya tak begitu jauh dari Kawasan  Karawaci Tangerang. Hanya butuh waktu sekitar 15 menitan dari kompleks bisnis yang dibangun oleh  James Riady untuk bisa sampai di tempat tinggalnya.

Cuma sayangnya jika ada orang yang tanya, "kamu tinggal di mana?", lalu saya jawab di Jati Uwung, mereka akan bertanya lagi Jati Uwung sebelah mananya UPH atau kalau dari Mall Tang City masih jauh ngak?

Jadi daripada merepotkan menjelaskannya, saya bilang saja saya tinggal di daerah Karawaci. Biasanya pertanyaan selanjutnya dari lawan bicara saya, "Dekat sama Mall Karawaci?". Jawaban saya mudah, "yahh pokoknya dekat-dekat sanalah." Pembicaraan pun berakhir tanpa repot menjelaskan panjang lebar permasalahan alamat ini. 

Namun sayangnya, jawaban simpel itu tidak berlaku ketika harus memesan makanan secara delivery order. Waktu itu belum ada aplikasi Go-Food seperti saat ini sehingga pihak restoran dengan armada delivery-nya yang akan langsung mengantar makanan ke tempat yang kita tuju. 

Jadi, pada suatu siang saya mau memesan ayam goreng salut tepung renyah dari gerai ayam goreng ternama dari Amerika. Seperti biasa sebelum memesan, saya tanyakan teman-teman lain yang sekiranya mau ikut memesan secara bersama-sama.

Teman saya yang sudah lebih lama tinggal di tempat itu bilang begini, "memang mau Si Tukang Ayam Amerika itu antar ke sini? Kayaknya mereka enggak mau karena di luar jangkauan area servis mereka."

Saya ngak percaya. "Masa iya, cuma beberapa menit dari gerai mereka ngak mau antar. Dekat banget. Ngak jauh. Karena tidak percaya, saya tetap menelepon CS restoran tersebut. Benar saja kata teman saya ketika saya menyebutkan alamat lengkap saya, di ujung sana ada suara penolakan yang ramah. Mereka tidak bisa mengantar karena menurut  guidance mereka daerah tempar tinggal saya berada di luar jangkauan area." Alamak masa cuma jarak beberapa menit saja berada di luar jangkauan area mbak. Ini dekat lho." Kata saya. Namu dengan ramah dan tegas Si CS menegaskan tempat tinggal saya berada di luar jangkauan servis mereka.

Siang itu saya redam keinginan saya menikmati ayam goreng renyah itu. Jadi, jika saya mau makan ayam tersebut, saya harus datang langsung ke restorannya. Aduh ribetnya!

Untung Ada Go-Food

Tidak beberapa lama kemudian, saya kenal dengan Go-Jek, pionir ojek online yang juga menyediakan fitur Go-Food. Wow senangnya dengan aplikasi ini, kita cuma klik mau makan apa, di restoran mana, lalu masukkan juga alamat pengiriman. Belum pernah sekali pun saya ditolak karena berada di luar jangkauan area. Ini awalnya saya jatuh cinta dengan Go-

Yang bikin saya makin suka adalah makanan yang kita pesan langsung diantar ke tempat tujuan. Jadi, saya punya pengalaman memesan beberapa porsi Chinesse food dari sebuah restoran. Dari ujung sana memang tidak ada penolakan karena masalah jarak, hanya saja si CS bilang bahwa awak pengantar makanan mereka hanya dua orang karena yang lainnya sedang cuti, sehingga saya, jika mau, harus menunggu lebih lama karena harus mengantar pesananan orang lain terlebih dahulu dengan jarak yang lebih dekat dari restoran. Jadilah, akhirnya makanan datang tak lagi hangat. Nikmatnya makanan pun menjadi berkurang. 

Go-Food Bekerja Sama dengan UMKM

Tentunya nga setiap hari kita makan di restoran mahal. Sekali-kali kita juga melirik ke rumah makan murah yang ramah kantong yang rasanya ngak kalah dengan restoran. Biasanya jika sudah berlangganan dengan rumah makan tersebut, saya biasanya minta telepon owner-nya sehingga pesanan makanan saya bisa diantar.

Rasanya lebih nyaman menunggu makan di rumah, tanpa harus pergi sendiri ke tempat makan tersebut. Nah, saya punya langganan warung padang. Udanya baik dan memberikan saya no handphone. Pesan dia kepada saya "kalau telepon satu jam sebelum makan siang ya, supaya bisa diantar. Warung belum terlalu ramai.

Pada suatu hari, saya telepon si uda. Dari ujung sana suara  kental daerah menjawab dengan sopan, "maaf mbak, hari ini orang yang bantu bantu saya enggak masuk, jadi enggak bisa antar. Pupus sudah harapan makan nasi berlumur kuah kental dengan gulai tunjang yang kenyal.

Sekali lagi, untung ada Go-Food. Jika kita buka aplikasinya, enggak cuma resto mahal yang nongkrong di sana, warung dan kedai kecil juga meramaikan aplikasi. Mau pesan ayam bakar ada, mie ayam, nasi goreng, gado-gado, ayam penyet, empek-empek, tekwan, sampai gorengan, semuanya bisa dipesan lewat Go-Food. 

Semuanya serba praktis dengan Go-Food. Apalagi Go-Jek selalu datang dengan berbagai inovasi, salah satunya Harkulnas (Hari Kuliner Nasional) yang diadakan pada tanggal di 5-13 Mei yang lalu yang merupakan pesta kuliner raksasa di 11 kota (Jabodetabek, Surabaya, Makassar, Palembang, Cirebon, Yogyakarta, Medan, Semarang, Bali, Solo, dan Malang).

Dengan melibatkan usaha bisnis kuliner yang berbasis UMKM, Go-Food memberdayakan para pengusaha kuliner sehingga kuliner menjadi salah satu kontributor terbesar meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB). Juga memberikan kepraktisan. Sekali klik, makanan yang lezat sudah tersedia di meja makan Anda. Hidup lebih simple dengan Go-Food powered by Go-Jek.





Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun