Mohon tunggu...
Sonny Wibisono
Sonny Wibisono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku: 'Message of Monday' - http://www.sonnywibisono.com

Writer | Kuliner | Traveler | Penulis Buku: 'Message of Monday' - Sila kunjungi: www.sonnywibisono.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menunggu Keajaiban dari Arsenal

4 Agustus 2021   21:07 Diperbarui: 4 Agustus 2021   23:18 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu meme di twitter, muncul kembali satu joke dengan tulisan, 'since twitter was found in 2006, no fans arsenal have tweeted of winning the league'. Artinya, sejak twitter muncul di tahun 2006, tidak ada fans Arsenal yang mencuit Arsenal juara Liga Inggris. Bila ditelusuri, sebenarnya cuitan ini sudah ada sejak 2014, tapi nampaknya tiap tahun selalu muncul .

Ya, sejak 2004, Arsenal memang tak pernah mencicipi lagi gelar Premier League. Tahun 2004, Arsenal menjuarai Premier League dengan status The Invincibles alias tak terkalahkan dalam satu musim kompetisi. Raihan yang belum pernah disamai oleh klub manapun di Liga Inggris hingga saat ini.

Prestasi terjauh Arsenal di ajang internasional, saat menjadi runner up di Final Liga Champion 2006. Arsenal ditaklukkan Barcelona. Lalu, dalam final Liga Eropa 2019, Arsenal kalah telak saat melawan Chelsea dengan skor 1-4.

Dalam level domestik, setelah 2004, Arsenal hanya bisa berjaya dalam ajang Piala FA. Gelar ini didapat pada tahun 2020, 2017, 2015, 2014, dan 2005. Tapi publik menilai, bahwa Piala FA tak prestisius, hanya dianggap sebagai kejuaraan kelas dua.

Mengapa prestasi Arsenal begitu seret selepas 2004? Ini tak lepas dari sistem manajemen Arsenal sendiri. Banyak yang menilai, manajemen Arsenal pelit dalam urusan mendatangkan pemain-pemain kelas dunia. Padahal uang tak kekurangan. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana mendatangkan keuntungan. Business as usual. Hanya profit yang dikejar. Selepas Thierry Henry, Dennis Bergkamp, Robert Pires, dan Freddie Ljungberg, praktis tak ada lagi pemain yang benar-benar berkelas mampir di Arsenal.
 
Hanya satu pengecualian. Robin van Persie. Arsenal sempat merekrut van Persie dengan maksud sebagai pengganti Bergkamp di lini serang. Tak bisa dipungkiri, van Persie, salah satu rekrutan terbaik Arsenal setelah era The Invincibles. Sayang, van Persie belum mampu mendongkrak kembali prestasi Arsenal. Walau van Persie sebenarnya cukup lama bercokol di Arsenal. Selama 8 tahun. Sebelum akhirnya berlabuh ke klub rival, Manchester United.

Van Persie sendiri pernah membuat pengakuan yang mengejutkan. Saat diwawancara oleh YouTuber dan presenter televisi Belanda, Kaj Gorgels, pada Desember 2020, van Persie mengatakan bahwa ia mulai merasakan ada yang salah di Arsenal. Petinggi klub disebutnya lebih banyak membicarakan uang dibanding membicarakan prestasi atau target merebut gelar juara.  Chairman Arsenal menunjukkan kepada van Persie betapa sehatnya klub dengan memperlihatkan deretan angka-angka positif. Lantas, apa kata van Persie? Kepada sang Chairman, van Persie mengatakan bahwa ia tidak peduli tentang angka-angka tersebut, ia hanya ingin mengangkat trofi Liga Premier.

Arsenal mendatangkan van Persie dari Feyenord dengan mengucurkan dana 2,75 poundsterling. Saat hijrah ke Manchester United pada tahun 2012, manajemen Arsenal untung besar. Karena van Persie dijual 22.5 juta Poundsterling. Hampir 9 kali lipatnya. Sayang, dengan uang sebanyak itu yang didapat dari penjualan van Persie, tak diimbangi lagi dengan pembelian pemain berkualitas berikutnya.

Bagaiman striker yang dimiliki Arsenal sekarang? Lini serang Arsenal yang dihuni oleh Pepe, Lacazette, dan Aubameyang nampaknya belum bisa berbuat banyak. Begitu pula Willian, ia sudah terlalu tua. Kabarnya ia pemain yang masuk dalam daftar jual mengingat kemampuannya dinilai sudah jauh menurun ditambah beban gajinya yang terbilang tinggi.

Bicara rekrutan pemain, semakin kesini, pemain yang direkrut Arsenal banyak yang dipertanyakan. Bukan rahasia umum lagi, bila Arsenal lebih senang mendatangkan pemain 'buangan' dari klub lain ataupun klub rival mereka. Misalnya saja, David Luiz dan Willian yang didatangkan dari Chelsea. Sebelum dilepas Chelsea, Luiz dan Willian sendiri jarang dimainkan di Chelsea. Begitu pula saat merekrut Petr Cech. Posisi Cech sebagai penjaga gawang utama di Chelsea digantikan Kepa. Maklum, Cech sudah tak muda lagi. Ia memang pernah berjaya di masanya. Cech mau pindah ke Arsenal setelah diyakinkan Wenger akan menjadi starter.

Selain mendatangkan pemain 'buangan', Arsenal justeru mendepak pemain bagus. Contohnya Emiliano Martinez. Martinez merupakan penjaga gawang lapis kedua Arsenal. Sedangkan Bern Leno dipercaya sebagai penjaga gawang utama Arsenal, setidaknya sampai musim ini. Menurut hemat saya, Leno juga bukan kiper yang keren-keren amat. 

Karena selalu dibawah bayang-bayang Leno, musim 2020/2021 lalu, Martinez akhirnya memutuskan hengkang ke Aston Villa. Martinez terbukti tangguh di bawah mistar gawang dan berhasil membawa Argentina juara Copa America. Di Aston Villa, Martinez bermain konsisten. Hingga ia dipercaya sebagai penjaga gawang utama Argentina saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun