Mohon tunggu...
Sonny Wibisono
Sonny Wibisono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku: 'Message of Monday' - http://www.sonnywibisono.com

Writer | Kuliner | Traveler | Penulis Buku: 'Message of Monday' - Sila kunjungi: www.sonnywibisono.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Roberto Mancini Pelatih Hebat?

21 Juli 2021   17:54 Diperbarui: 22 Juli 2021   00:10 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roberto Mancini baru saja membawa Italia meraih juara Euro 2020. Anak asuhannya mengandaskan Timnas Inggris melalui adu pinalti. Pertandingan final dihelat di Stadion Wembley, kandang Timnas Inggris pada Senin, 12 Juli 2021 dini hari WIB. Tapi benarkah Mancini seorang pelatih hebat? 

Italia sendiri saat datang ke Euro tanpa pemain bintang. Sudah lewat masa keemasan Totti, Buffon, dan Pirlo. Mereka membawa sebagian besar para pemain muda. Penunjukan Mancini sebagai pelatih Timnas Italia pun bukannya tanpa sebab.

Mancini ditunjuk melatih Timnas Italia pada Senin, 14 Mei 2018. Penunjukan ini sebenarnya berada dalam situasi yang pelik. Mengapa? Pelatih Italia sebelumnya, Gian Piero Ventura dipecat pada bulan Nopember 2017 akibat gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2018. Kegagalan Italia menembus Piala Dunia merupakan yang pertama kali sejak tahun 1958. Tahun 1958, Piala Dunia digelar di Swedia. Italia juga gagal ke Piala Dunia pada tahun 1930 dan 1958. 

Boleh dibilang, minat menjabat pelatih timnas tak menarik bagi siapapun setelah kegagalan pelatih sebelumnya. Ditunjuknya Mancini menduduki kursi panas pelatih, pada akhirnya mengeliminasi beberapa pelatih yang sempat disebut-sebut, seperti Carlo Ancelotti, Claudio Ranieri, dan Antonio Conte.
 
Sebelum menukangi Timnas Italia, Mancini sempat melatih beberapa klub ternama di Inggris dan Italia. Fiorentina merupakan klub pertama yang dibesut Mancini. Lewat tangannya, Fiorentina meraih Coppa Italia 2001. Trofi yang sama dipersembahkan pula oleh Mancini pada tahun 2004. Tapi kali ini Mancini bersama Lazio.
 
Saat melatih Inter Milan, klup papan atas Italia, ia sukses membawa Inter meraih hattrick scudetto tahun 2006, 2007, dan 2008. Tak hanya scudetto yang berhasil diraih Inter Milan, 2 Trofi Coppa Italia dan 2 Piala Super Italia berhasil direngkuh La Beneamata, julukan bagi Inter Milan.
 
Setelah melatih Inter, Mancini terbang ke Inggris menukangi Manchester City. Mancini berhasil membawa Citizen meraih Trofi EPL pada 2011/2012 melalui drama yang mendebarkan hingga menit akhir pertandingan. City akhirnya mengunci gelar juara pada pekan terakhir melalui gol telat Sergio Aguero pada menit 94. Total pencapaian gelar yang diraih Mancini sepanjang karirnya melatih klub ialah 13 trofi.
 
Tapi patut diingat, saat itu Inter Milan bertabur pemain bintang. Pengamat menilai, siapapun pelatihnya, Inter bisa meraih scudetto. Jadi, tak aneh bila Inter meraih scudetto pada masa itu. Hal yang berlaku saat ia menukangi Manchester City. Kala itu, City juga disesaki oleh para pemain bintang.

Nah, kehebatan Mancini di klub tidak berimbas ke kejuaraan level antar negara. Klub yang diasuhnya, selalu gagal. Terutama di ajang Liga Champion. Mancini dipecat City pada Mei 2013. Sebelum dipecat, Mancini bahkan gagal membawa City meraih satu gelarpun. Di Liga Premier Inggris, City harus mengakui saudaranya, Manchester United meraih gelar juara. 

Lebih memalukan lagi, di final Piala FA, City ditumbangkan tim papan bawah Wigan Athletic. Wigan Athletic merupakan tim yang berhasil menjuarai Piala FA sekaligus terdegradasi ke Championship. 

Di Liga Champion, City bahkan gagal menembus fase penyisihan grup. Jelas suatu ironi tersendiri mengingat City bertabur pemain bintang. Alasan yang sama pula saat Mancini mengapa dipecat oleh Inter Milan. Karena alasan prestasi.
 
Tapi faktanya kan Italia juara dibawah strateginya? Antonio Cassano, mantan penyerang Timnas Italia membuat pernyataan mengejutkan setelah Italia juara Euro 2020. 

Cassano mengatakan, saat semifinal Euro 2020, seharusnya Timnas Italia kalah telak dari Spanyol 0-5. Lanjut Cassano, Italia memang bermain dengan meyakinkan di fase grup. 

Tapi lalu menjadi beda. Saat menghadapi Australia di babak 16 besar, Italia terlihat mengalami kesulitan. Di perempat final, Belgia memiliki banyak peluang mencetak gol lebih banyak. Demikian ujar Cassano pada Twitch dalam obrolan online pada 15 Juli lalu.
 
Secara statistik, Italia memang kalah jauh dalam penguasaan bola dibandingkan Spanyol. Spanyol mendominasi penguasaan bola sebanyak 71 persen, serta unggul dalam akurasi operan dan tendangan ke arah gawang. 

Untungnya, Italia menang dalam adu pinalti melawan Spanyol. Mancini pun mengakui, kemenangan Italia melalui adu pinalti merupakan suatu keberuntungan.
 
Sebelum Euro 2020 digelar, pasar taruhan bahkan tak menempatkan Italia sebagai kandidat juara. Sebagian besar pasar taruhan dunia menjagokan Prancis sebagai unggulan pertama. 

Hal ini mengingat Prancis baru saja menjuarai Piala Dunia 2018. Disusul Jerman, sang juara Piala Dunia 2014. Lalu berturut-turut Spanyol dengan tiki-takanya, Inggris dengan para pemain mudanya, dan Portugal sebagai juara bertahan Piala Eropa 2016.
 
Nah, bagaimana peluang Italia pada Piala Dunia 2022 di Qatar nanti? Lagi-lagi pasar taruhan tak menempatkan Italia di urutan pertama. Brasil kali ini digadang-gadang merebut Piala Dunia ke-6 kalinya di Qatar. Italia bahkan ditempatkan sebagai unggulan dibawah Inggris, tim yang baru saja dikalahkannya di final Euro 2020 kemarin.
 
Biar bagaimanapun, Mancini memiliki segudang pengalaman di level klub. Lewat pengalamannya itu pulalah, ia meramu dan meracik Timnas Italia, dan tentu saja ditambah keberuntungan, yang membawa Italia menjadi kampiun Piala Eropa 2020.
 
Kali ini, bolehlah saya ikut meramal. Saya prediksi, Italia tak akan juara Piala Dunia Qatar. Paling top, Italia hanya sampai perdelapan final. Ya, itu prediksi saya. Kita lihat nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun