Mohon tunggu...
sonny majid
sonny majid Mohon Tunggu... Dosen - Dream man dan penikmat kopi

Yang punya anggapan kalau Tuhan itu beserta orang-orang berani.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ujian Jokowi di Momen Lebaran, Cacat Sedikit Lawan Jadikan Isu Politik

11 Juni 2018   22:08 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:15 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa, ibadah puasa kita tak lama lagi berakhir. Pekan ini, adalah puncak mudik Lebaran. Puncak dimana tradisi masyarakat Indonesia pulang ke kampung halamannya sekadar ingin bersilaturahim, melepas rindu usai berjibaku dengan aktivitas di tanah rantau, Jakarta.

Di momen ini pula, kinerja Presiden Jokowi kembali diuji. Ada cacat sedikit, maka berpotensi lawan menjadikan momentum ini sebagai isu politik. Sepanjang kepemimpinannya, Jokowi selalu memperlihatkan pembangunan infrastruktur yang dipacu. 

Meski lawan politik masih saja mencibir dengan mengatakan; bahwa pembangunan infrastruktur yang digaung-gaungkan Jokowi tidak memberi efek ekonomi secara langsung kepada masyarakat. Tapi buat saya tidak, justru momentum Lebaran inilah puncak dari keberhasilan Jokowi mengebut infrastruktur.

Status Whatsaap teman saya tadi siang menulis "Jakarta-Tasik ditempuh 4-5 jam, dulu sampai 8 jam. Terima kasih Pak Jokowi." Nah, inilah yang saya maksud bahwa infrastruktur justru memberi dampak ekonomi kepada masyarakat langsung. Anda bisa bayangkan kan...jika perusahaan transportasi (angkutan umum) ketika jalan tol belum tembus sampai wilayah Jawa Timur, berapa biaya operasi dalam hal ini bahan bakar yang digunakan menuju kota tujuan. Anda bisa bayangkan juga, berapa biaya akomodasi yang kita keluarkan saat jalan tol belum seperti ini.

Meski saya yakin, akan muncul pesan berantai di Whatsaap atau Facebook yang mengatakan bahwa tol-tol itu dibangun oleh pemerintah sebelumnya. Saya hanya bisa menjawab iya...sebagian tidak bisa dipungkiri. Tapi ingat kan ada yang mandek dan dikerjakan lagi di era Jokowi. Inilah yang di dalam Ilmu Pemerintahan sebagai "keberlanjutan program antar-pemimpin," dimana jika ada program pemimpin yang sebelumnya bernilai baik, maka menjadi kewajiban bagi pemimpin selanjutnya untuk melanjutkan. Program kerja seorang pemimpin merupakan kewajiban buatnya untuk merealisasikan. Karena di lain sisi program kerja merupakan hak masyarakat.

Ini juga menyangkut soal keamanan dan kenyamanan mudik. Kita bisa belajar dari kasus tol brexit pada puncak Lebaran lalu, menelan banyak korban akibat macet yang cukup panjang. Langsung menjadi pemberitaan seluruh media massa. Ini menjadi tamparan keras pemerintah saat itu. Masyarakat menyoroti ketidaksiapan infrastruktur pendukung jalan tol. Jika tidak ada insiden dalam perhelatan mudik ini, nilai A+ buat Jokowi.

Ujian lain bagi Jokowi adalah amannya stok bahan pangan (sembako). Soal stok sembako sebenarnya menjadi isu tahunan. Karena cenderung permintaan bertambah, maka harga-harga akan mengalami kenaikan, meski sebenarnya hanya bersifat sementara. Saya yakin, lawan-lawan politik Jokowi menunggu momen munculnya sebuah pernyataan yang sedikit "gegabah" pemerintah dalam merespon keamanan stok dan kenaikan harga barang. Terlebih mengintip-ngintip berapa nilai inflasi nanti. Seperti kurs dollar 14.100 yang jadi isu politik.

Meski pada kasus naiknya kurs dollar itu saya memandangnya sebuah kewajaran, karena permintaan naik di bulan puasa. Toh buktinya kemarin turun lagi. Syukurlah sejauh ini belum ada pernyataan pemerintah, setingkat Menteri yang menuai kontroversi di momen Ramadan dan Lebaran ini. Dalam poin ini, jika Jokowi berhasil, kembali memperoleh nilai A+.

Syukurnya lagi, di Ramadan kali ini saya jarang disuguhkan pemberitaan aksi sweeping laskar-laskar yang mengatasnamakan agama terhadap warung-warung makan yang buka saat puasa. Seperti pertanyaan seorang rekan yang ditujukan kepada saya. Ia bertanya: apakah pemilik berdosa membuka warung makannya? Spontan saya jawab: ya nggaklah, yang salah itu kalau yang berpuasa membatalkan puasanya jika orang tersebut secara syariat memenuhi kriteria sehingga dia wajib berpuasa.

Saya tegaskan waktu itu, ibadah puasa murni urusan kita manusia dengan Sang Khalik, Allah SWT. Puasa itu adalah ritual bersifat privat, karena yang tahu hanya kita dan Allah SWT. Pertanyaannya kemudian, apakah ada orang yang tidak berpuasa saat ditanya apakah Anda berpuasa, pasti orang itu menjawab dua kemungkinan, jawab iya, atau hanya diam membisu.  

Yang terakhir saya tunggu tak lain adalah, apakah saat Lebaran nanti terjadi insiden konflik horizontal. Karena rekam jejak beberapa kali Lebaran, kerap terjadi konflik yang digiring pada isu SARA dengan memproduksi hoax. Kasus Tolikara jadi pelajaran buat kita semua. Semoga saja Lebaran tahun ini, semuanya berjalan aman dan damai. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun