Mohon tunggu...
Darmaila Wati
Darmaila Wati Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

Hanya setitik upil pada luasnya jagad raya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mata Dunia Berbinar Memandang Kaldera Toba dari Tele

18 Januari 2017   01:45 Diperbarui: 18 Januari 2017   02:16 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalihan Natolu menjadi kerangka yang meliputi hubungan kekerabatan darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok. Dalam adat batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang menjadi dasar bersama. Pertama, Somba Marhulahula (sembah/hormat kepada keluarga pihak Istri). Kedua, Elek Marboru (sikap membujuk/mengayomi wanita).Ketiga, Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga)...

dsc03550-jpg-587e661750f9fd380cea7dea.jpg
dsc03550-jpg-587e661750f9fd380cea7dea.jpg
Inang dan amang yang khusyuk merawat persawahan di pinggir Danau Toba kutinggalkan. Dengan segala ketakjuban, ironi dan harapan Danau Toba menjadi taman Bumi (Geopark). Kini aku menuju ke rumah adat batak yang masih tersisa di Harian Boho. Milik keluarga Sitor Situmorang (sastrawan dunia). Disinilah tempat lahir dan ia dimakamkan. Sastrawan dunia yang akan terus hidup merawat Kawasan Danau Toba sebagai surga di bumi. Kearifan lokal yang di kemudian hari nanti dapat menarik mata dunia berbinar di Harian Boho, dengan berkah dan restu para leluhur. Alm. Sitor Situmorang menuliskannya dalam puisi (1978)..

Dunia Leluhur

Hutan jadi bayang-bayang/ roh leluhur/ merasuki tubuh/ kutanam bambu/ biar hangat kampong halaman/ daunnya hijau/ lebih hijau kala rimbun

ditenun angin/ roh bertengger di ubun-ubun/ mata tomabk / tertancap di dataran

kurajut benang/ waktu yang kulalui/ jejak pemburu/ di pegunungan/ burung/ di malam berbulan

hidup dari sepi/ minum dari daun ilalang/ jadi ijin/ jadi ijuk/ jadi tanah liat/ jadi batu/ jadi danau/ jadi angin/ tali dipintal/ titianku ke dunia sana

permukiman leluhur/ bertumbuh semampai tombak/ kepala/ tempayan hitam pekat/ dengan perahu kecil/ menangkap ikan/ melempar pukat/ di danau maha luas/ hidup kekal/ tak terseberangi/

cilaka! Rohku tak mampu/ kelaparan/ di pusat jagad raya/

sembah padamu/ kau yang timbul/ setiap pagi/ melahirkan diri/ dari pangkuan bumi/

padamu sembah/penguasa alam/ kedaulatan fajar/ beri aku tempat/ di telapak kakimu/ melangkah di atas awan/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun