Mohon tunggu...
SoftwareSeni Indonesia
SoftwareSeni Indonesia Mohon Tunggu... Programmer - Software House

A fast-growing Software House company with 100+ clients around the world.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perubahan Perilaku Konsumen Online Era Digital

24 Maret 2020   14:12 Diperbarui: 24 Maret 2020   14:24 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. softwareseni indonesia

Hayo, kamu tim Grab Atau GoJek? Atau malah tim promo? Wkwkwkwk. Akhir-akhir ini, setelah begitu banyaknya produk digital yang menawarkan produk sejenis, konsumen online mulai was-was terhadap keamanan data digital mereka. Sehingga, sekarang mulai ada gerakan minimalism di ponsel-ponsel nih. Sebelum hal itu terjadi di Indonesia, pastikan kamu punya loyal consumer dulu yak! Amit-amit deh jadi salah satu aplikasi yang di uninstall dari ponsel user. Sedihhh.

Bagaimana Respon Perusahaan SaaS Terhadap Perubahan Perilaku Konsumen Online era Digital?

Bakal ada dua respon nih yang bakal kamu temui. Ada perusahaan yang menjadi "Driver" dari perubahan perilaku konsumen online era. Ada juga yang menjadi "Follower" dari perubahan perilaku konsumen online era digital. Nah, jangan salah sangka jika menjadi yang ke dua atau ke tiga itu selalu buruk. Dan jangan juga berpikir menjadi yang pertama adalah yang terbaik. Masih ingat nasih Yahoo sebelum Google, Nokia sebelum Apple, dan masih banyak kasus lainnya.

Nah, kalau kamu bosan dengan perilaku konsumen online yang gitu-gitu aja, kamu lebih cocok menjadi "driver" nih. Kalo sukses merubah pola perilaku konsumen online era digital, kamu akan terkenal sebagai seorang inovator! Karena memang, menjadi seorang driver terhadap perubahan perilaku konsumen itu tidak mudah. Kuncinya ada di inovasi! So, tidak salah jika memberikan title inovator kepada pihak yang berhasil menjadi "driver" perubahan perilaku konsumen online.

Tetapi, tidak semua orang bisa se gila itu. Ada juga nih yang diam diam merayap. Eh, memperhatikan, maksudnya ehee. Sambil ancang-ancang posisi siap siaga. Kalau ada peluang, sudah siap lari dengan 1000 kaki. Untuk perusahaan yang begini, sering disebut dengan "follower" nih. Diam-diam hap lalu di tangkap. Tetapi, kamu juga kudu siap dengan persaingan pasar yang cukup sengit. Karena, begitu ada tren baru muncul, akan banyak kompetitor yang ikutan masuk ke pasar. Contoh paling gampang sih platform online marketplace. Sekarang, saingan dari platfrom online marketplace tuh bukan cuma platform online marketplace yang lain, tetapi juga e-commerce. Hayooo bedanya apa antara e-commerce dan online marketplace? Wkwkwkwkw

Kesimpulan

Wah! Gila sih, kamu cinta banget ya sama artikel ini. Baca sampe kesimpulan cuy. Yang pasti, sebagai perusahaan kudu aware perihal perubahan perilaku konsumen onlien era digital. Apalagi jika produk utama mereka adalah SaaS. Jangan merasa aman di zona nyaman. Eaaa. Quote ala-ala. 

Perhatikan bagaimana UI/UX, fitur, dan software personality dari produk digital yang sedang atau akan kamu bangun (baik web app atau mobile app). Jangan lupa, kalau konsumen online itu mulai pintar memilah-milah produk bagi mereka. Dengan mudahnya akses informasi, konsumen bisa melakukan penelitian kecil untuk memastikan produk yang mereka pakai sesuai dengan kebutuhan mereka.

Yang jelas, jangan pernah jenuh untuk berinovasi. Bisa saja, hasil penemuan kamu justru menjadi pendorong perubahan perilaku konsumen online. Dan jangan pula merasa aman, amati pergerakan perubahan perilaku konsumen online agar tidak ketinggalan kereta. Eheee.

Kalau menurutmu, perubahan perilaku konsumen online era digital apa yang paling terasa di 2020? Tulis di kolom komentar ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun