Mohon tunggu...
SoftwareSeni Indonesia
SoftwareSeni Indonesia Mohon Tunggu... Programmer - Software House

A fast-growing Software House company with 100+ clients around the world.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Balada Senja, Kerja di Jogja (Hujan, Kenangan, Kerjaan)

12 Desember 2019   15:14 Diperbarui: 12 Desember 2019   15:30 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang melihat Jogja sebagai kota dimana rindu, kenangan, dan kerjaan, campur jadi satu. Perlu diakui, tiap sudut Jogja, punya ceritanya sendiri. Dari sudut yang bau pesing, sampai sudut beraroma melati. Kopi, teh, mendoan, kadang membuat tubuh seakan dihipnotis akan beban hidup mencari sebongkah berlian. Ya, semurah itu, sereceh itu. Apalagi ketika musim hujan. Aroma tanah yang menyatu dengan hangatnya wedang ronde pinggir jalan, bisa membuat penikmatnya lupa, akan kerjaan esok hari. 

Kadang, cerita sedih, canda tawa, tegang, menakutkan, bisa diredam dengan bau aroma kopi disudut warung kecil. Mie rebus panas dengan irisan cabai, seolah menguapkan emosi menjadi butiran keringat. Ah, puas. Tatkala kadang sampai menahan rindu yang entah, berhenti sampai kapan. Banyak orang yang tidak sadar, kerja di Jogja itu bukan perihal mengadu nasib, tapi mengadu rindu yang entah pada siapa, kemana, dimana, dan kapan. Sepertinya jatuh cinta, pada Jogja.

Kala manusia tertawa tentang UMR Jogja yang tak seberapa, justru manusia perindu, yang bekerja di Jogja tertawa. Betapa mereka mati, melihat bahagia. Butiran-butiran keringat menjadi koin, yang mungkin bisa membuat bahagia. Tetapi, bekerja di Jogja, punya cara yang berbeda. Bukan, bukan berarti kekurangan. Justru, kelebihan kadar bahagia. Suntuk, cari wedangan. Penat, cari kopi di warung sebelah. Bosan, alun-alun kidul selalu membuka pintunya. Sesimple itu. Rasanya, tiap hari ada rindu baru yang menghantui. Sebahagia itu, kerja di Jogja. 

Tapi, mungkin bukan untuk semua kalangan. Hanya bagi orang yang mencintai kerinduan, dengan kesederhanaan. Sulit menemukan kemewahan duniawi di Jogja. Kecuali, yang dicari adalah kemewahan dalam bahagia. Serius, tiap senyum mbok-mbok penjual gorengan, rasa cinta bisa dirasakan pada tiap masakan. Tak usah khawatir akan hari esok. Nikmati hari ini dengan kopi atau teh panas sesuai pesanan.

Iya, Jogja memang seunik itu. Sampai-sampai, perusahaan asal Australia, SoftwareSeni pun, bertengger di kota Jogja. Bukan, Jakarta. Perusahaan IT yang justru sebagian besar klien berada di kota (yang entah masih bisa disebut ibukota atau tidak) Jakarta. Keputusan itu bukan tanpa alasan. Manusia-manusia setengah komputer ini butuh suasana Jogja. Dengan hiruk pikuk trafik koding yang tak berkesudahan, manusia setengah komputer ini butuh santai. Dengan rindu, rasa lelah, bosan, semua sirna. Ya, sesederhana itu. Kerja itu karena cinta. Bukan, kerja karena paksa. Sungguh, hasilnya juga berbeda.

Kini, manusia setengah komputer SoftwareSeni butuh lebih banyak pasukan rindu. Maukah kamu menjadi bagian dari hujan, aroma Jogja dengan seribu cerita indah di dalamnya? Maukah kamu memulai perjalanan baru dengan angka binari serta bahasa komputer yang kadang hanya kamu, dan manusia setengah komputer yang bisa membacanya?

Sungguh, Jogja tidak pernah keras pada perindu. Kami tunggu kamu, di Jogja. Perindu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun