Bumi merupakan tempat hidup yang layak huni bagi setiap makhluk ciptaan Tuhan. Namun, rasanya sekarang bumi dinilai mulai berkurang kenyamanannya untuk dijadikan tempat tinggal. Kenapa? Sebab, kerusakan lingkungan yang terjadi karena ulah manusia bisa mengancam kehidupan di bumi.Â
Manusia dengan segala aktivitasnya, menghasilkan sampah yang tidak terhitung jumlahnya, bahkan diperkirakan sampah bisa mencapai berjuta-juta ton jumlahnya se-dunia. Hal ini berdasarkan data dari ScienceMag (Luthfia, 2018 dalam Kompas,com) jumlah produksi sampah plastik global sejak 1950-2015 cenderung selalu mengalami peningkatan. Padahal pada 1950, sampah dunia ada di angka 2 juta ton per tahun.Â
Sementara 65 tahun setelah itu, pada 2015 produksi sampah sudah ada di angka 381 juta ton per tahun. Jelas angka tersebut menjadi masalah besar bagi kehidupan manusia.
Sampah yang dihasilkan manusia itu adalah material sisa yang tidak digunakan lagi setelah dipakai, baik itu sisa dari material padat (kotoran, plastik, dan benda padat lainnya), maupun sisa material cair (urine, limbah rumah tangga, dan limbah industri). Selain itu, ada lagi sisa material yang berbentuk asap (asap buangan kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah).
Adanya sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa merusak lingkungan, yang dampaknya bisa merugikan manusia sendiri maupun mengganggu ekosistem yang ada di bumi. Dan faktanya, sampah itu telah merusak tiga tempat ini di bumi, yaitu :
1. Lautan
Pernah mendengar kabar bahwa ditemukan seekor ikan paus mati terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tenggara? Ikan paus tersebut mati karena memakan sampah plastik sebanyak 5,9 kg yang dikira makanan. Ya, itulah salah satu contoh peristiwa tragis dari adanya pencemaran laut yang disebabkan oleh sampah plastik. Laut merupakan tempat hidup biota laut dengan berbagai pesona dan keindahan yang terkandung di dalamnya. Rusaknya laut akibat sampah, bisa berakibat fatal bagi ekosistem laut maupun kehidupan manusia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun yang mana sebanyak  3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Belum lagi ditambah oleh tumpahan minyak dari kapal dan limbah industri masuk ke dalam daftar perusak ekosistem laut, yang menjadikan laut sudah dalam kondisi krisis.
"Plastik adalah sampah. Banyak orang yang tidak sadar bahwa plastik adalah sampah. Mereka menganggap daun adalah sampah. Itu salah. Kita harus merubah pandangan itu." - Puji Astuti, Menteri Kelautan dan Perikanan.