Mohon tunggu...
Soni Indrayana
Soni Indrayana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengrajin kata, kaptennya pesawat kertas

Hanya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sang Wapres yang Keren

22 Oktober 2019   12:29 Diperbarui: 22 Oktober 2019   12:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: liputan6.com

Wakil Presiden secara umum adalah posisi yang bertugas sebagai pendamping bagi seorang presiden. Pendamping dalam artian menjadi orang pertama yang membantu presiden, menggantikan presiden dalam kegiatan penting, sekaligus menjadi first officer yang membantu pilot (red: presiden) dalam mengendalikan pesawat yang bernama negara.

Indonesia, sampai tulisan ini ditulis, sudah mempunyai 13 orang Wakil Presiden, mulai dari Prof. Dr, Moehammad Hatta sebagai wapres pertama, sampai kepada yang terbaru, Prof. Dr. K. H. Ma'ruf Amin. Namun dari ketiga belas orang yang pernah menjadi RI 2 itu, ada satu sosok yang mungkin akan senantiasa dikenang dan paling ikonik dari semuanya: Muhammad Jusuf Kalla. Beliau adalah pendamping keren bagi dua orang Presiden Republik Indonesia.

Bukan Wakil Presiden biasa

Pak JK, begitu beliau akrab disapa,  nyatanya bukan seorang Wakil Presiden biasa. Beliau tidak menjadi Wapres yang hanya sekedar mewakili seorang Presiden atau malah menjadi ban serap kepemimpinan. 

JK adalah Wapres yang selalu bersinar terang dan merupakan seseorang yang sangat bisa diandalkan untuk menjadi seorang pendamping kepala negara. Boleh jadi, siapapun Presiden Indonesia di masa depan akan merasa "iri" dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pernah didampingi oleh Pak JK.

Sewaktu mendampingi Presiden SBY pada periode pemerintahan 2004 sampai 2009, JK sering diibaratkan pedal gas ketika SBY dianggap sebagai sosok yang penuh pertimbangan. Kalau dianalogikan dalam permainan sepakbola, SBY mungkin adalah gelandang flamboyan yang bermain sebagai metronom, pelan, teratur dan elegan. Sedangkan JK adalah sosok pemain sayap yang gesit, lincah dan lihai. 

Dengan latar belakang seorang pengusaha yang membutuhkan kecekatan, adalah wajar melihat beliau sebagai decision maker yang mumpuni. Dalam masa kebersamaan dengan Presiden SBY, seringkali muncul istilah "matahari kembar" Indonesia karena saat itu sinarnya JK sama terangnya dengan SBY.

Pada tahun 2014, Jusuf Kalla kembali menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia mendampingi Presiden Joko Widodo. Jabatan baru tapi lamanya ini membuat beliau menjadi satu-satunya Wapres bagi dua Presiden berbeda. Bersama Jokowi, JK sekali lagi membuktikan bahwa menjadi Wakil Presiden bukan berarti menjadi ban serap. 

Selama lima tahun mendampingi Jokowi, JK menunjukkan betapa dirinya adalah seorang Wakil Presiden yang keren tatkala mewakili Indonesa dalam forum-forum dunia, malahan sampai periode pertama pemerintahannya habis, Presiden Jokowi selalu digantikan oleh Wapres Jusuf Kalla dalam Sidang Umum PBB. Masa pemerintahan 2014-2019, tugas-tugas internasional memang lebih banyak diurus oleh JK.

Sang Pendamai

Jusuf Kalla mendapatkan gelar The Peacemaker dari Universitas Raja Mangala, Thailand. Gelar ini bukan diberikan sembarangan, sepanjang kariernya JK memang dikenal jago dalam menangani konflik dan memberikan solusi atas pertikaian. Yang paling masyhur tentu bagaimana perannya menyelesaikan konflik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005. JK berhasil meluluhkan hati GAM dan mengajak mereka untuk bersama-sama membangun kembali Aceh yang hancur pasca bencana tsunami tahun 2004. 

Pria kelahiran Sulawesi Selatan ini juga berjasa dalam penanganan konflik berdarah di Poso dan Ambon. Beliau, dengan senyum khas dan gaya bicara yang jauh dari gaya protokoler, berhasil menumbuhkan mutual trust di antara warga Poso dan Ambon untuk kembali hidup dalam lingkup toleransi berazas Bhinneka Tunggal Ika.

Menganggap Jusuf Kalla sebagai seorang juru damai tidaklah berlebihan, selain menjadi pejabat pemerintahan, beliau juga memimpin Palang Merah Indonesia (PMI) dan juga ketua bagi Dewan Mesjid Indonesia (DMI). Dalam karier politiknya, JK pernah menjadi Menteri bagi Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarno Putri, artinya beliau bisa bersama dengan pihak manapun meskipun berbeda secara ideologi. 

Beliau memang sosok yang damai, bahkan bisa membaur dengan siapapun di bidang apapun. Ia dihormati di kalangan pejabat, guru bagi kalangan pengusaha dan seorang pengayom di kalangan agamawan. Di akhir masa jabatannya, JK juga mampu meredakan ketegangan yang terjadi antara dua pihak yang berseteru selama pemilu.

Terima Kasih, Pak JK!

20 Oktober 2019, JK purna tugas. Tugasnya sudah digantikan, kini ia akan menikmati masa tua bersama keluarga dan kegiatan sosial. Namun apa yang beliau torehkan sejatinya adalah sebuah prestasi panjang yang akan sulit ditiru oleh siapapun. Apa yang beliau kerjakan adalah mahakarya yang semestinya menjadi inspirasi bagi Indonesia, terutama para pejabat berikut pemimpin Indonesia di masa depan.

Dari Pak JK kita belajar bagaimana caranya untuk dihormati oleh kawan dan lawan, dari beliau kita juga belajar tentang bagaimana seorang pemimpin harus mampu berdiri di tengah-tengah pihak yang bertikai. 

JK juga adalah representasi dari simbol keikhlasan dalam mengemban amanah, contohnya JK tak segan menjadi pemimpin bagi organisasi yang secara materi dan politik tidak menguntungkan. Barangkali, Jusuf Kalla juga layak diperjuangkan untuk dicatat sejarah sebagai salah satu penerima Nobel Perdamaian Dunia.

Sekali lagi, terima kasih Pak JK!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun