Mohon tunggu...
Sonia Arum
Sonia Arum Mohon Tunggu... Administrasi - Penulia dari Kalimantan Timur

Ingin hidup untuk menulis berbagi kekuatan dengan sesama wanita Indonesia dan siapa pun wanita di seluruh dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kabut Cinta Ratih 1: Dua Garis Merah

21 Oktober 2019   12:42 Diperbarui: 21 Oktober 2019   12:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

#Kabut_cinta_Ratih

Ratih menatap dua garis merah, yang tergambar jelas di sebuah benda pipih terbuat dari kertas dan ada batas urinnya. Tangan gemetar, kakinya serasa sudah tidak lagi menapak di bumi. Ini bukan kehamilan pertamanya, yang jadi masalah adalah ...  Ratih seorang janda beranak satu.

Ratih meraih ponselnya, sebuah nama dari kontaknya segera ia panggil. Tak berapa lama kemudian, tanpa menunggu suara terdengar dari seberang ....

"Mas ...  aku mau bicara penting, sekarang!!"

"...."

Suara di seberang tidak membantah, Ratih tahu pemilik suara di seberang sedang cuti. Jadi pasti segera menemui dirinya, Ratih segera menstarter motor sportnya, menyusuri jalan desa yang berbatu. Menuju ke tempat yang selalu mereka tuju, jika rindu.

Tak sampai tiga puluh menit, suara motor lain mendekati gubug tua tempat Ratih menunggu. Sosok yang ia kenal dan mengisi hari-harinya, selama enam bulan terakhir, menghampirinya.

"Ada apa, Sayang? Kok tumben, ngajak ketemu tiba-tiba. Untung Silvia gak di rumah, jadi bisa langsung ke sini."

Pria itu duduk di sebelah Ratih, meraih tangannya. Haris namanya, hidung bangir, kulitnya cokelat. Yang paling menggoda Ratih adalah senyumannya, yang selalu membuat tidur Ratih tak nyenyak.

"Aku ...  aku hamil, Mas?" Ratih nampak ragu.

Haris terdiam menatap manik mata Ratih, tak lama ia palingkan wajah ke arah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun