Mohon tunggu...
Sukiman kastowo
Sukiman kastowo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Abah Tan IV ( Manadilog)

16 Desember 2016   16:49 Diperbarui: 16 Desember 2016   19:42 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah ini  adalah baru langkah awal untuk dirinya sendiri , belum nanti seandainya berhadapan dengan anak Kuliah, satu di  Kedokteran , Satunya di Teknik , misale  tiap tahune butuh uang seratus juta ?Lha itu yang seharusnya   dipikirkan , nggak mengurusi masalah cemen sepele-sepele begituan ? dalam menghadapi masalah Ya tinggal leh ngelola bagaimana ? mau di arahkan ke solusi , apa mau di sunduki buntu kayak orang masuk runduk yuyu ?  semua tergantung kita sebagai keluarga , mau cokot-cokotan buntut seperti tikus juga nggak apa-apa ? siapa yang Repot , daripada nggak ada pegangan , rotan , akar pun jadilah . maka monggo lah sadar jangan terlalu di rekayasa , divbuat=-buat buu, Ya saya memang salah , tapi  kalau tidak dengan klash eksyen seperti itu  lantas orang mau dapet  ratusan juta dari mana.Lah  kalu dengan demenan dengan bambang lantas  jenengane keluargane sritomo kenok di jupukke utang sakmilyar dak elah sumonggo , persiapan leh Ngrampok, nek entuk duwit mlayu meneh ? mpun appal kulo kok kelakuane kabeh wong. Nek keadaan sehat nduwe duwet wae lali wong , mengke lek kebentur  nyahir , nangis nangis, butuh KTP , yanda tangan , sertifikat , lek lagi butoh wae gelem apik , tanggung jawabe rak ono babar pisan ? rangkaian kata-kata minir di buat , lalu lari dari masalah dan aku di kejar kejar lising , mindring dan arisan.opa ya koyo ngeten  abote dadi bemper?

Maka itu monggo lah kata kata saya yang terakhir ini sudahlah djakok dijadikan pegangan, dijadikan sebagai  acuan  evaluasi , penilaian , jika suati hal yang diperbuat itu efek jangka panjang nya baik ya baik , kalau efeke kacau begini ya berarti nggak bener. Sejak awal kan saya sudah bilang , kalau nggak mampu tak kon meneng , tak penging mikir, ape tak piker dan saya selesaikan dengan langkah saya,coba uang itu nggak usah di kasihkan Mas ud  sudah selesai masalah, cumak dapat musuh satu  Mas ud saja, lha indah tergesa gesa , kok .  sudah di ingatkan dia  akan kapusan 110 juta sama mas min , duwite  kon nukokke sawit neng njambi utowo, di tukokke Panter entuk ?  ngoten kok juara Poker, sing di lebokke korban malah kulo , Bojone dewe ? kebangeten. Tapi ya sudahlah nasi dah jadi bubur.  Jangan ketipu untuk kedua kalinya . kraman ini rekayasa besar yang mengerikan melibatkan Negara , propinsi , bupati da SKPD SKPD lho buuk,  akibatnya reses ,resultante berabe , belum tentu Indah punya harga Tawar setelah jadi Rondone [pak didik Koplak) – mbok koplak koplako tetep Mas didik.

 Hanya penilaian orang . bagi saya pengorbanan apapun aku serahkan  kepalang basah indah sudah buas dan tak bias di hendel , ibarat main  falas  emosian begini bias lendap ludhes harta . tentu bapak ibu mesti ekstra hati hati atas kecerobohan yang luar  biasa yang di lakukan indan ini , sudah keterlaluan yang membuang opini di pati. Entak karena kareppe dhewe ATAU karena bisikan  mas didik nggak tahu Buuk. Kalau tujuannya mau menyelamatkan  anak anak , tentu tidak begini caranya . kan nggih ada cara yang lebih bermartabat. Lantas tau tahu dia ngajukan Rafa’. Lihat pengaruh berita itu di masyarakat  , menguntunkan apa merugikan , jangan  asal di floor saja. Kalau orang luar mau eker-eker keluarga saya , sudah sejak dulu dulu , aku dan indah hancur nggak kuat makan, wong sama sama nggak kerja kok makan juga,,  maka monggo di cari dulu akar masalah dari konflik yang di buat orang luar kepada kita ini. Niat nulung apa mau menthung , mau membantu apa ngeker eker ? kan harus diteliti .. ati ati lho buu  aluuus , ini Pati  BUMI PATI KAL / bahaya buu, 

Konspirasi kasus  yang dilakukan anak ibu dengan oknum polisi BBPM yang memang dengan sengaja memancing kasus  dengan mengobok obok rumah tangga saya , sering bawa kabur istri saya ‘ ngibuli istri saya dan istri saya dipakai genter  mengolah buah mengkal dan menyerang saya  dasar oknum polisi bongkrek yang bekerjasama bdengan dukun cabul dan semua keluargannya untuk memeras dan mendiskreditkan saya, tinggal siapa yang akan afkir masalah  mari kita timbang terima soal masalah saya dengan utang rekayasa yang mereka tanggung, bahkan Dinas yang nggak ada kaitan urgensinya  asal-asalan ikut ikut nginjak tengkuk saya secara berkonspirasi lagi , apa ya begitu cara penyelesaian masalah oleh orang orang dinas yang berdasi itu , ssikat embat lalu lari  dari masalah  saling lempar batu lalu melarikan diri, 

Ibu mertua juga mesti tahu bhwa istriku dipakai alat untuk meperoleh simpati pejabat pejabat dan dipakai grat]ifikasi sex , konspirasi, suap , dan leang jabatan di pemerintah’ dia sama sekali tidak pernah melakukan tanggungjawabnya sebagai duta keluarga  saya yang telah memotivasi , mendanai membakingi  seperti ibarat, air susu dibalas air  ketuban ? lalu berbagai spekulasi muncul Sebab memang menantui tak berdaya menagkis masalah risalah badai yang ditiupkan mereka mereka yang tidak bertanggungjawab ? tolong diklarifikasi dengan baik dan di]rembugdengan baik baik kalau mertua dan  keluarga mertua bertanggung jawab kepada menantu ? jangan sok suci dan pura –pura tidak tahu masalah padahal  sumber masalah itu namanya munafik, memercik aib mertua sendiri, sampai menantu menyampaikan masalah ini ke media dan kepada pers karena sakit hati dan keterpaksaan , buntunya jalur hukum untuk membantu menyelesaikan masalah hukum perkawinan  dan rumah tangga , sehingga menantu  dijadikan kErbau bajak  sawah , namun setelah dipakai membajak kerbau disembelih begitu saja  tidak duikasih makan dan minum , dan orang lain berkecimpung campur tangan  terjun membabi buta  dan anak mertua yang tak boleh tahu menahu masalah ; ini jelas jelas konspirasi mertua yang tak bertanggung jawab kepada anak menantu  ?

Saya yakin konflik inten ini bukan sepenuhnya dari kita , ibarat orang kelangan montor , itu pasti di seda ada kurirnya , ada yang mengkomando ada yang ndanai , ada yang berkepentingan pecahe saya dengan dik indah , maklum politik desa lho buuk.

Saya kok sampai berani mentang mentang marah dengan orang tua , mertua ,sebab mereka kadung digiring opini negative tentang saya, kalau saya tinggal lari artinya saya pengecit , kalau tinggal di tempat segala [penjuru menyerang saya.

 Cobalah monggo kita teliti dari awal mulo Blak kutang , udhooo ?

Kita ini punya apa buu..   dua orang podho kerene podho ora nduwene,kita salinmg tahu asal muasal kita masing masih , dan kita di bentangkan jarak komunikasi , sebab bagi saya komunikasi wajah tidak efektif dan tidak efektis , sebab belum apa apa ada praduga  ibu tdak simpatik kepada saya . kasus dua tahun kepungkur ? itu kan karena ibu baru benar- benar marah dan nggak tahu duduk permasalahan , dan cara berfikir saya , kok cara saya daripada salah dan dipersalahkan terus dan tak ada pembelanya mendingan saya ngayut tuwuh, modalkan  integritas dan kepercayaan masyarakat.seprti Bu Megawati  hebat juga atas peran Bapak Taufiq qiemas. Maaf-maaf  seburuk apapun keputusan Indah dalam menghendel masalah  ini ? maaf juga posisi di Tambak room adalah posisi blantik wedhus perantaraan antara Dunia magis dan dunia nyata ?, tentu sedapat mungkin ibuk tidak lepas membantu indah secara sepiritual dari magelang – dan trobosan trobosan  membikin bikin m masalah itu hanya menguji pukulan kepada indah sejauh mana daya tahan dan daya saingnya  nanti jika  meninggalnya saya ia dapat masalah serupa itu dia nggak kaget. Misale djadi  kepala sekolah , nangani kenakalan  anak buah  misalae anak buahe  skandal,  ngapusi , korupsi bagaimana dia mengelak  agar tidak keseret- seret masalah . maka itu sebenarnya ibuk seharusnya nggak kuawatir dan tinggal membesarkan hatoi indah dan saya , sebab  saya juga bukan wong ndayak yang ngawur begitu  saja. Monggo lah sareng sareng di cegah dampak dampak negative dari perceraian saya setelah indah  meninggalkan saya. Sebab semua keputusan itu tidak berdiri sendiri.

Seluruh informai yang masuk di kumpulkan  di klasifikasi dan  di cek  sejauh mana kebenarannya , jangan  asal trabaaas saja dan nggak ngomong ngomong seperti apa yang dilakukan selama ini . bahkan dengan kebiasaan kebiasaan saya yang tidak wajar dan pulang sewaktu awktu  itupun untuk menghendel rekayasa kasus indah kok buu., sebab bagaimanapun hendel rem ada di tangan ibuk dan bapak mertua sejak Indah njenengan tarik dari saya itu ibarat perahu oleh agar dia nggak kejegur itu caranya bagaimana., biar tidak semua orang serta merta melempar sauh untuk  mendapatkan ikan besar , ikan paus. Dan tindakan dalam keadaan krisi sepeerrti ini sangat berbahaya kalau di lakukan, teman seiring bisa jadi satru, bahkan bias menjebak indah sebab ia berkumpul dengan  kator actor intelektual, pusat spiritual pergolakan perdukunan, sehingga dia sama sekali tidak netral  , kalau tidak di hand rem di netralkan , ntah akibat kebutuhan uang , akibat capek  kerja , capek fisik, capek pikiran , capek batin akibat muatan pergaulan di SD Tambakromo yang tidak sehat. Angin badai dan segala macam ancam,an  ada di sekitarnya ,,, eee malah ia merasa ayang mengancam dan membahayakan itu saya   inna lillaah  maaasyaa allah astaghfirullah.

Dia  semestinya mertua berfikir ulang . berfikir ulang soal mau lanjut bengal atau mau  kembali  kepada siapa yang menggendong istri saya menuju kesuksesan itu , bukan lantas muara akhirnya dipertukar gulingkan dengan kasus yang sama sekali cemen dan sama sekali nggak lucu . keadaan baru  kacau semua , setrees  semua , Ibu asih Ya setress, Ina Edaan hanya gara gara ketut 40 juta, padahal ia sudah jual tanah bagian bapak itu  dua kali , satu kali parohan pak dhe dargo 60 juta dipake modal dagang , ke dua saya catat ibu pakek 55 juta  dipakek munggah kaji , ya nggak ada pengaruhnya dengan kepribadiannya , yo ajeg pancet peeliit wae , nyatane kon ngiklaske 40 juta wae di tagheh terus, sing di under under di undah undat ina  ngih kulo, terus kulo sing kulo  jak omong sopo ? wong mbah nggih tahu kelangan sapi papat , kulo colong nggo nyaut urang Walet 1993. Mulo kalau baru setrees bareng bareng dan bersama , mestinya morotuo  jangan bikin masalah baru kepada saya begini dong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun