Mohon tunggu...
Sondang Simanjuntak
Sondang Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Apa yang kamu pikirkan? Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ambil Keputusan Berlama-lama, Waktu yang Ambil Alih

28 April 2013   18:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini hari jumat, aku pergi ke inderalaya hanya demi satu matakuliah yang tidak diambil teman-temanku disemester ini. Perjalanan yang sangat jauh, tidak ada teman, dan ongkos yang lumayan serta matakuliah yang satu-satunya, membuat aku merasa malas untuk pergi. Tapi mengingat hari ini ada ujian mid semester, aku "bela-belain" bangun pagi dan pergi kuliah.

3/4 perjalanan sudah aku tempuh, kira-kira 25 km dari 42 km jarak tempuh, 3 kendaraan transportasi umum sudah aku naiki, Rp. 11.000 sudah aku bayar untuk perjalanan ini. Tiba-tiba ada kabar mengejutkan "mid ditunda jadi minggu depan, hari ini tidak masuk". Semangat yang tadinya aku paksakan kini aku biarkan meredam. Rasanya kesellll, kembali ku ungkit kejadian yang sama minggu kemarin. Rasanya ingin teriak tapi hanya bisa menahan.

Untuk menghibur diri, aku pikirkan semua yang baik, bahwa ini memang harus terjadi untuk kebaikanku. Aku pikir untuk berhenti dan muter pulang, tapi aku pikir lagi betapa aku berkorban untuk hari ini, aku ingin setidaknya aku dapat satu manfaat dari perjalanan ini, aku pikir itu keputusan yang bijak. Aku putuskan untuk terus walaupun aku tidak tahu apa yang aku lakukan nanti.

Aku mencoba menghubungi beberapa teman yang kos di inderalaya dengan harapan aku bisa menumpang sebentar dan memberi atau menerima manfaat dari sana. Ternyata mereka ada agenda untuk pergi sebentar lagi. Keputusan awal ku menjadi goyah, apa aku harus turun sekarang dan muter pulang?, aku terus berpikir untuk memutuskan yang terbaik, tapi waktu yang memutuskannya bagiku. Ternyata aku semakin dekat dengan kampus, dan aku tidak berbuat apa-apa.

Sampai dikampus aku hanya duduk sendiri, menyadari bahwa semua teman-temanku sedang bebas dari tuntutan kuliah, dan menemukan sisi diriku yang begitu lambat. Aku hanya bisa mengejek diriku sendiri, karena sekarang aku tidak mungkin pulang sebab belum ada bus yang pulang jam segini. Aku coba mencari kesibukan untuk melepas bosan, tiba-tiba aku melihat teman satu kelasku, dia baru saja turun dari bus. Aku lambai-lambaikan tangan agar dia menoleh, ternyata dia belum tahu kalau hari ini tidak jadi masuk.

Aku merasa agak lega karena aku tidak sendiri merasakan kesal ini. Tapi kalo dipikir-pikir dia pasti langsung muter pulang kalo dia tahu kabar ini diperjalanan. Ya sudahlah aku relakan pengorbanan hari ini, dan pergi ke terminal untuk menaiki bus dan pulang.

Ternyata ada manfaatnya juga dibalik peristiwa yang tampak sia-sia. Hari ini aku belajar kalo keputusan tidak bisa menunggu. Berpikir terlalu keras karena terlalu ingin memperoleh yang terbaik hanya membuang waktu, Keputusan yang diambil hanya tertanam di logika tanpa dikerjakan oleh kaki dan tangan, ini adalah kesalahan. Kesalahan pada peristiwa seperti ini mungkin tidak besar resikonya, tapi ini sangat berguna untuk perkara yang besar di buku harian selanjutnya.

quote : Keputusan tanpa tindakan adalah hal yang sia-sia

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun