Mohon tunggu...
Sona Aisyah
Sona Aisyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa pai A7 IAIN Jember

Siapapun bisa menjadi apapun !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Tanpa Guru Bisa Sesat, Salah Pilih Guru Bisa Lebih Sesat

12 Maret 2020   21:10 Diperbarui: 20 Maret 2020   11:53 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belajar adalah salah satu aktivitas bagi manusia karna dengan belajar manusia bisa berubah menjadi lebih baik dalam bertingkah laku maupun dalam tutur katanya Dan mengetahui apa yang belum diketahui.

Namun, belajar juga tidak  memuaskan jika tidak ada yang  mengajar (guru). Misalnya kita hanya membaca, di dalamnya ada materi materi yang muskil (sulit untuk di pahami ) di situlah kita merasa Kebingungan sehingga tidak bisa menanggapi dengan benar isi buku di dalamnya yang seharusnya begini menjadi begitu.

Menjadi salah kaprah dalam menanggapi. itulah pentingnya guru jika tidak ada yang mengarahkan  dan penjelasan yang lebih detail  kita bisa salah tanggap dalam melakukan sesuatu yang kita tanggapi sendiri sebelum kita menguasainya. Tanpa pengajar (guru) pengetahuan kita tidak akan meluas  dan penjelasan tidak akan detail sedetail detailnya.  

Memang sebagai mahasiswa atau seorang pelajar tingakt tinggi harus mampu belajar sendiri. Akan tetapi terkadang ada kejanggalan ketika seorang pengajar tidak ada di sebuah tempat pembelajaran anggap saja kelas. 

Meski seorng mahasiswa harus mampu belajar sendiri tapi tetap kehadiran seorang guru menajdi ilham bahkn penyambung dari ilmunya. Takutnya jika tidak ada pembingbingan maka yang akan terjadi sesat menyesatkan .

 Shekh Zamuji, beliu mengtakan sebuah syair ciptaan saidina Ali yang ada di sebuah kitab ta'lim mutakalim yang berbunyi " ingatlah kamu tidak akan meraih ilmu melainnkan dengan enam perkara (syarat yang harus di penuhi ) # aku akan cerita semua itu dengan jelas -jelasnya, cerdas, semangat tinggi, uet dan tabah, punya biaya #bimbingan guru dan waktunya lama.  Itulah  syair yang ada ada di kitab taklim mutakallim dan kitab ini juga menjelaskan sayarat syarat guru yang harus di pilih yaitu penjelaaannya" Dalam memilih guru, hendaklah mengambil yang lebih alim, waro'  dan juga lebih tua usianya sebagaimana Abu Hanifah setelah lebih dahulu memikir dan mempertimbangkan lebih lanjut, maka menentukan pilihannya kepada tuan Hammad bin Abu Sulaiman.  Itulah pentingnya belajar  harus dengan guru dan memilih guru yang baik dan benar . 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun