Mohon tunggu...
Solichah Amnah
Solichah Amnah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

cha_solichah03

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islamisasi Desa Sembujo Curahmalang-Sumobito-Jombang

19 Januari 2021   18:32 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:35 1944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses penyebarannya agama Islam di Nusa Jawa pada umumnya tidak terlepas dari peranan para pedagang Islam, ahli-ahli agama Islam (ulama') dan raja-raja atau penguasa yang memeluk agama Islam. Sebelum datangnya Islam pada umumnya masyarakat nusantara menganut agama Hindu-Budha dengan kepercayaan menyembah dewa-dewa melalui berbagai artefak atau makhluk hayati sebagai media sesembahan. 

Setelah Islam sampai di Nusa Jawa yang telah dibawakan oleh Walisongo pada abad ke 14 M dan diteruskan para ulama' dengan  jalan damai yakni menggambarkan Islam adalah agama Rahmatan lil 'Alamin serta menggunakan pendekatan cultural sehingga membuat masyarakat mulai terpengaruh dan berbondong-bondong untuk masuk agama Islam. 

Pemahaman tentang ajaran Islam terus berkembang hingga sampai pada wilayah-wilayah pedesaan di Jawa. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran orang-orang alim (Ulama') salah satunya adalah desa Sembujo Curahmalang Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

Siar agama Islam di  desa Sembujo Curahmalang Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dibawakan oleh peran seorang tokoh ulama' dari keturunan Nabi Muhammad yang dicintai (Habaib) bernama Habib Ahmad bin Muhdhor Al-Bafaqih yang berasal dari Lasem-Rembang. Beliau merupakan sosok ulama' pengembara yang haus akan Ilmu sehingga diumurnya yang masih belia sudah meninggalkan rumah untuk mempelajari ajaran-ajaran Islam. 

Setelah sampai di sebuah desa ini,  Islam disiarkan oleh beliau dengan jalan damai sehingga dalam proses Islamisasi di desa Sembujo diterima baik oleh masyarakat sekitar dan desa sekitar Sembujo bahkan luar Jawa Timur. Habib Ahmad Bin Muhdhor Al-Bafaqih mengajarkan Islam kepada masyarakat dan para santri yang berdatangan dan bermukim dengan mengkaji kitab-kitab sorogan atau bandongan berkaitan dengan tasawuf, syariat, tafsir dan lainnya. 

Adanya sebuah peradaban berupa pondok pesantren "Salafiyah Al-Bafaqihiyah", yang terletak di tengah-tengah masyarakat desa Sembujo Curahmalang Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang merupakan bukti fisik sejarah peninggalan yang dibangun pada saat proses mengajarkan ajaran-ajaran Islam oleh Habib Ahmad bin Muhdhor Al-Bafaqih. Setelah Habib Ahmad bin Muhdhor Al-Bafaqih wafat pada tahun 1991 M, perjuangan dakwahnya dilanjutkan oleh putra-putrinya.

Untuk memperingati hari kewafatan (haul) beliau dalam setiap tahunnya, diperingati haul akbar Habib Ahmad bin Muhdhor Al-Bafaqih tepat pada ahad terakhir bulan Djumadil Akhir. sumber didapat dari wawancara putri kedua Habib Ahmad, Syarifah Khodijah Al-Bafaqih (18/02/2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun