Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat untuk Sang Kekasih

3 Februari 2023   15:25 Diperbarui: 3 Februari 2023   15:28 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk seseorang,... Kekasih yang Sangat Berjasa dalam Hidupku!

Hari ini aku menelponmu, setelah tiga hari kau memblokir WA. Tidak ada kesempatan bagiku untuk membagikan informasi menarik dan bermanfaat. Atau menanyakan keadaanmu. seperti yang kita lakukan pada hari-hari berlalu. Namun sekarang tidak lagi.  Berakhir dengan ketiadaan. Menghentikan mulutku berbicara, akibatnya melumpuhkan sendi-sendi sehingga tak mampu berlaga.

Aku bertanya penuh, dengan lidah tak kelu, dangan harap penuh.

Ku ingin engkau masih membuka hati, untukku. Meski engkau tersakiti, oleh ulahku yang menurutmu tak berperi. Kau katakan bahwa kau luka, karena aku. Dan kau menegaskan, aku akan mendapatkan karma atas ulah itu.

Sekarang aku merasakan luka itu. Luka yang pernah engkau rasakan. Sekarang aku menjalani karma yang engkau katakan. Kalimatmu bak Sabda Pandita Ratu. Sakti dan terbukti. 

Aku jalani dan berupaya menjalani hidup ini, tanpa engkau. Dengan rindu yang meberatkan jantungku. Berat ini selalu kubawa ke mana aku pergi. 

Aku menapaki jalan. Menjelajah, dengan ingatan yang masih melekat. Tempat dimana kita pernah bermanja ria. Mengukir mimpi dan melukis cita, untuk kita dan masa depan.

Langkah ini bukan ku sengaja, hanya karena alasan pengabdian, kepada orang tua yang melahirkan, berharap kami rukun damai.

Kasih, kuburkan bencimu sedalam petala bumi.

Bukalah pintu itu, agar aku bisa masuk kembali ke rumah hatimu, tempat dimana kita pernah saling mengadu bahasa dan melukis cinta.

Kasih, ku sadari, aku salah. Aku tak berarti lagi di matamu. Saat kita bertemu, aku tak lagi melihat senyum manismu, yang membentuk lesung di pipimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun