Mohon tunggu...
Sofyan
Sofyan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Jambi

Saya memiliki spesifikasi keilmuan sebagai desain pembelajaran dan desain pengembangan media pembelajaran. Hobi fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Organisasi Harus Belajar?

22 Oktober 2022   08:38 Diperbarui: 22 Oktober 2022   08:40 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selajutnya Miarso (2002) mengemukakan beberapa alasan mengapa saat ini diperlukan organisasi belajar. Pertama, dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi dapat mengandalkan pada tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah, melainkan tenaga kerja yang terdidik dengan baik, terlatih dengan baik dan menguasai informasi dengan baik (well educated, well trained, and well informed). Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan merupakan azas dari organisasi belajar. Kedua, pengembangan organisasi yang lebih berorientasi pada lingkungan internal dianggap tidak tepat lagi. Sejalan dengan gerakan masyarakat informasi (information society), maka organisasi perlu menguasai informasi mengenai lingkungan secara komrehensif. Organisasi memerlukan lebih banyak tenaga kerja berpengetahuan (knowledge worker). Perkembangan ekonomi lebih dilandaskan pada pengetahuan dengan tenaga kerja berpengetahuan sebagai aset paling utama.

Seperti dijelaskan Sitepu (2010), secara operasional organisasi belajar bermanfaat untuk: 1) meningkatkan kenerja yang lebih unggul dan mampu bersaing, 2) memenuhi kebutuhan pelanggan, 3) memperbaiki mutu, 4) memahami resiko dan keberanekaragaman lebih mendalam, 5) mewujudkan kesejahteraan pribadi dan rohani, 6) meningkatkan kemampuan mengelola perubahan, 7) memperluas batas-batas, 8) menyatu dengan masyarakat, 9) mengejawantahkan kebebasan dan kemerdekaan, dan 10) memenuhi tuntutan waktu.

Bagaimana Organisasi Belajar?

Sitepu (2010), menjelaskan bahwa kegiatan belajar dalam organisasi belajar terjadi pada tiga tingkat, yaitu: tingkat individual, tingkat regu/kelompok, dan tingkat organisasi secara keseluruhan.  Belajar pada tingkat individual sangat diperlukan karena individulah yang dapat berpikir dan bertindak, walaupun tidak merupakan jaminan bahwa apabila individu belajar secara otomatis organisasi juga belajar. Akan tetapi, tidak mungkin organisasi belajar apabila tidak terjadi proses belajar pada tingkat individu.

Lebih jauh Sitepu menjelaskan, bahwa langkah-langkah menjadi LO adalah harus ada komitmen untuk menjadi pembelajar. Selanjutnya, mendorong birokarasi dan merampingkan struktur birokrasi terkait dengan tugas dalam fungsi, tata kelola. Birokrasi tidak bagus jika terjadi disfungsi sehingga tujuan tidak tercapai. Mendorong birokrasi menjadi selayaknya dan merampingkan struktur. Artinya, mengarahkan flat organisasi bukan tall organisasi, ahli dan mengetahui apa yang dikerjakan. Yang penting adalah koordinasi dan monitoring. Empowering, memeberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan belajar lebih lanjut dan memfasilitasi, memberikan sumber daya lain dalam memberdayakan skill yang dimiliki, dan memberikan reward. Reward tidak dalam bentuk financial saja tetapi idelaisme juga bisa dianggap reward.


Sistem dan Subsistem Organisasi Belajar

Organisasi belajar seperti yang dijelaskan oleh para ahli menekankan pada komponen-komponen yang saling terkait antara satu dengan yang lain, yaitu: kapasitas individu, pola pikir, aspirasi bersama, belajar berkelanjutan, tranformasi organisasi, dan daya saing hasil.  Marquardt (1996), menjelaskan komponen tersebut ke dalam sistem dan subsistem. Sistem belajar yang dimaksud terdiri atas belajar itu sendiri, organisasi orang, pengetahuan dan teknologi yan digambrakan sebagai berikut:

lo-marquard-635346e4375dd113b7403342.jpg
lo-marquard-635346e4375dd113b7403342.jpg

Gambar: Sistem Organisasi Belajar (Marquardt, 1996).

Komponen-komponen dalam sistem tersebut memiliki subsistem. Subsistem belajar terdiri atas: 1) tingkat yang meliputi; individu, grup/kelompok, dan organisasi, 2) jenis belajar yang terdiri atas adaptif, antisipatori, deuteron, dan tindakan, 3) keterampilan belajar yang meliputi sistem berpikir, model mental, penguasaan perorangan, belajar beregu, visi bersama dan dialog. Keterampilan dalam organisasi belajar oleh Marquardt, diistilahkan dengan the fifth disiplin oleh Peter Senge, yang tidak memasukkan disiplin dialog sebagai satu disiplin tersendiri karena menurutnya dialog secara inplisit telah mewarnai kelima disiplin tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun