Mohon tunggu...
Sofie Zhafira
Sofie Zhafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Just Do It.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nuklir sebagai Pertahanan China Mampu Kalahkan Kekuatan Amerika Serikat?

16 April 2022   13:10 Diperbarui: 16 April 2022   14:21 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Mark Schiefelbein

Republik Rakyat Tiongkok atau China adalah salah satu negara besar yang memiliki jumlah penduduk terbanyak atau terpadat di dunia dan menjadi negara yang terus mengalami kemajuan. 

Sementara teknologi nuklir adalah sebuah teknologi yang melibatkan reaksi dari inti atom, negara-negara yang menggunakan nuklir sebagai alat pertahanannya adalah untuk sebuah pertahanan diri dari serangan negara lain. 

Negara China juga merupakan salah satu negara yang memiliki senjata nuklir dan menjadikannya sebagai alat pertahanan negara bersama negara lain yang juga memiliki senjata nuklir seperti Amerika Serikat, Korea Utara, Inggris, Rusia, dan negara lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini China telah mengalami kemajuan dalam teknologi rudal, kecerdasan buatan, dan juga senjata nuklir, hal ini pun membuat banyak pihak terutama para pengamat Barat menjadi khawatir.

Pada sekitar tahun 1960-an China untuk pertama kalinya melakukan bom penguji nuklir dan dilaporkan memiliki senjata nuklir sekitar 350 hulu ledak sebagai pertahanannya untuk menangkal adanya serangan negara lain, jumlah tersebut tentunya masih jauh jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki senjata nuklir sekitar 5.000 hulu ledak pada tahun tersebut, akan tetapi menurut seorang peneliti di Hongkong, dengan jumlah 350 tersebut China menduduki posisi persenjataan nuklir terbesar nomor tiga di dunia.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi serta zaman, China pun diketahui telah menambah kepemilikan senjata nuklirnya, presiden negara China yaitu Xi Jinping pun memerintah angkatan bersenjata negaranya untuk melakukan modernisasi pada 2035, Xin Jinping mengatakan bahwa pada tahun 2049 mereka haruslah menjadi kekuatan militer yang memasuki kelas dunia dan dapat melakukan perang serta menang dalam peperangan, bahkan China juga tidak ragu untuk menghabiskan banyak uang dalam peningkatan angkatan bersenjatanya tersebut.

Frank Kendall selaku Sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan bahwa ada sebuah kekhawatiran bahwa kekuatan nuklir dari China bisa saja menempati tingkat yang setara dengan Amerika Serikat dalam beberapa tahun kedepan, jika hal tersebut terjadi maka akan ada dunia nuklir dengan tiga pihak. Menteri Pertahanan Amerika Serikat juga mengatakan bahwa China membangun senjata nuklirnya dengan cepat, dirinya mengatakan bahwa Beijing ingin menambah jumlah hulu ledak nuklir mereka pada tahun 2030 menjadi sejumlah 1.000 hulu ledak.

Akan tetapi Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa perkataan pemerintah Amerika Serikat mengenai senjata nuklir China tidaklah benar, dirinya mengatakan bahwa China memiliki prinsip bahwa mereka tidak akan menggunakan senjata nuklir pertama kali dan dirinya juga mengatakan bahwa China akan terus menjaga senjata nuklir mereka pada batas minimum yang memang diperlukan dalam rangka menjaga keamanan negaranya dan bukan untuk dipakai dalam melakukan perang atau pertempuran.

China akan terus melakukan ‘memodernisasi’ senjata nuklirnya sebagai masalah pertahanan dan keamanan, namun modernisasi ini juga membuat masyarakat internasional khawatir terutama karena China mengembangkan sebuah rudal hipersonik yang terbangnya secepat lima kali dari kecepatan suara. 

Selain itu, China juga meminta agar Amerika Serikat dan Rusia sebagai kedua negara yang memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia agar  mengurangi senjata nuklir mereka karena kedua negara tersebut masih mempunyai nuklir sebesar 90% di bumi.

Pada tahun lalu pihak Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka khawatir dengan peningkatan kekuatan nuklir China karena adanya laporan bahwa China sedang membangun silo rudal baru dan menurut Pentagon China telah melakukan peningkatan nuklirnya jauh lebih cepat dari yang diprediksi pihak Amerika Serikat, sehingga Amerika Serikat pun meminta agar pihak China melakukan sesuatu tindakan agar berkurangnya resiko terjadinya sebuah perlombaan senjata yang tidaklah stabil, karena pihak Amerika Serikat merasa bahwa China meningkatkan senjata nuklirnya tersebut dalam rangka memberikan ancaman kepada Amerika Serikat beserta sekutunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun