Mohon tunggu...
Sofian Sauri
Sofian Sauri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa STAIA Syubbanul Wathon Magelang prodi Manajemen Pendidikan Islam. "Bacalah untuk hari esok, menulislah untuk keabadian."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Guruku dan Debu Jalanan

25 Februari 2020   07:06 Diperbarui: 25 Februari 2020   17:42 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri @sofiansauriga

"Bagaimana dengan orang tua mu, apakah tidak melarang mengamen di lampu lalu lintas?"

"Aku yatim piyatu sejak kelas satu Sekolah Dasar kak, aku anak tunggal dan tidak ada satu pun keluarga dari Ibuku maupun Ayahku yang peduli kepada ku"

"Dek, pendidikan ibarat sebuah kapal yang harus kita pakai untuk mengarungi lautan lepas, kau tahu Thomas Alva Edison penemu bolam lampu pijar, ia seorang anak yang disleksia dan ia kesulitan ketika mengikuti mata pelajaran yang diajarkan oleh gurunya di sekolah, 

"Jika Edison itu seumuran dengan mu dan sekolah ditempat yang sama mungkin akan ada dua anak yang dipanggil dengan sebutan bodoh oleh guru mu, tetaplah belajar, kakak akan menemani mu belajar, rumah Kosong yang lama tidak terpakai di belakang Masjid agung kota , besok kita jadikan tempat belajar"

Bangunan bekas rumah yang sudah lama tidak dihuni dan temboknya sudah tidak lagi berdiri tegak, serangga dan hewan pengeratlah yang akan menghuni bangunan itu jika tidak ada orang yang memanfaatkan, aku bersama kak Raka membersihkan bangunan itu.

Menutup bagian selatan bangunan dengan seng supaya tidak terlihat dari luar, lalu menghias dinding bagian dalam dengan foto presiden beserta wakilnya kemudian ditengah antara kedua foto tersebut kak Raka menambahkan tiruan burung garuda yang terbuat dari kayu sebagai lambang dasar ideologi negara Indonesia, dan tidak lupa menambahkan figura yang ada logonya Nahdlatul Ulama.

Pembelajaran berlangsung setiap akhir pekan dari pukul 07.30-10.00 WIB, dimana kak Raka libur perkuliahan, semula hanya aku yang menjadi anak didiknya, kemudian aku berhasil mengajak empat teman ku, meski tempat belajar ini jauh dari layak disebut sebuah sekolah namun aku selalu mengatakan dalam hati, 

Ini sekolah yang aku dambakan selama ini, berlimpah kasih dan sayang, hingga kami merasa sangat teduh, tidak ada lagi sekat kelas sosial, ini lah pendidikan yang sebenarnya.

"Alhamdulillah, hari ini dipertemuan pertama belajar kita, kau tampak sangat bersemangat, serta rasa ingin tahu mu itu menggelora, kemarilah mendekat kakak ingin menunjukkan sebuah buku kepadamu. Siapakah foto orang ini dan apa hubungannya dengan logo yang ada difigura itu?"

"Hadratus Syaikh K. H. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Chasbullah, K.H. Bisri Syansuri ia pendiri Nahdlatul Ulama pada tahun 31 Januari 1926 kak"

"Darimana kau tahu semua itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun