Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Content Creator Ajak Generasi Muda Tumbuhkan Critical Thinking

14 Desember 2022   14:17 Diperbarui: 14 Desember 2022   14:38 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketangan foto: Webinar Insight "Content Creator - The Untold Story". Powered by ACLC KPK pada November 2022 lalu. Dokpri

Dapat dirasakan, banjir menjadi content creator di media sosial mulai tak terelakan. Bahkan, posisi ini pun sudah menempati jajaran terdepan dalam perusahaan demi keberlangsungan citra perusahaan.

Pembahasan content creator pun mulai asik diperbincangkan di dunia kreatif khususnya digital. Kemudian, mengarah menjadi webinar yang kerap digandrungi mahasiswa, fresh graduate, maupun yang ingin switch career dan untuk mengisi waktu.

Siapapun yang menjadi content creator harus bertanggungjawab dengan konten yang dibuat. Ada dua sisi yang perlu dibicarakan. Begitulah sebut Content Creator, Andovi da Lopez dalam Webinar Insight "Content Creator - The Untold Story". Powered by ACLC KPK pada November 2022 lalu.

"Sebagai content creator jangan terpaku dengan viral dan views. Itu bukan tujuan terbaik. Namun, harus memiliki value. Jangan berpikir instan seperti nasi goreng ter dan ter," tegasnya.

Sisi lainnya yakni sebagai viewer atau yang mengkonsumsi konten. Katanya, semua platfrom digital seang berlomba menggaet attenttion manusia. "Sebagai manusia yang mudah penasaran dan suka menonton maka harus memiliki habit agar tidak termakan viralitas atau hebohnya. Harus bisa memiliki critical thinking. Harus cross check di media lain," imbuhnya.

Ia pun mengutarakan dan selalu bilang, tujuan berkarya yakni seperti dasar negara. Harus clear dari segala sisi. Laki-laki yang menggeluti dunia digital sejak usia 17 tahun dalam webinar menegaskan bahwa PR generasi sekarang, bagaimana memberikan impact sebaik-baiknya. Tidak hanya untuk dirinya namun orang lain.

"Critikal thinking netijen di Indo masih rendah. Aku sadar bahwa aku bukan yang paling paham semuanya. Maka, aku ingin terus belajar dan bertanya. Dari situ habit critical thinking terbangun. Aku pun pertanyakan benar tidaknya. Untuk itu turunkan ego untuk merasa bisa dan tahu," sebutnya kepada peserta webinar yang didominasi anak muda.

Lebih dalam, Andovi pun menyebut bahwa ada filsuf yang bilang, "gw tau kalau gw ga tau apa-apa." Perlu juga penekanan menumbuhkan critical thinking laykanya olahraga. "Untuk melatih critical thinking itu simple seperti olahraga. Itu nantinya akan menumbuhkan konsisten. Harus care dengan opini yang berlawanan dengan pandangan kita. Seperti cara pandang gen z juga harus dipelajari," pintanya.

Lelaki itu pun mengungkapkan, dirinya sudah buat 300 video namun orang tau hanya 3 atau 4 video karena lebih menerapkan value.

Pemateri lain yakni Kepala Satgas Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi, Dian Rachmawati. Dalam webinar yang berlangsung, terkait yang bertanggungjawab dengan konten yang dibuat perlu adanya observasi perspektif baru dengan cara perkuat kemampuan listening dan memahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun