Soraya terperangah tak percaya.
"Dia satu-satunya sahabat Lena di kantor. Orang-orang sebenarnya sudah banyak yang tahu tentang kondisi Jeffry itu. Tapi nggak ada yang mempersoalkannya karena dia sangat profesional dalam bekerja dan juga berprestasi."
Sang ibunda mendesah kecewa. Baginya kalaupun anaknya ini mau menikah, lebih baik dengan sesama agen yang juga berprestasi. Bukan dengan Thomas. Dari dulu ia tidak begitu suka dengan anak muda yang kelihatannya tidak berambisi itu. Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki ambisi bisa meraih kesuksesan? Dan kalau tidak sukses, bagaimana bisa menjadi kaya raya? Kalau tidak kaya, mana bisa hidup bahagia?!
Bagi Soraya, kebahagiaan itu berbanding lurus dengan kekayaan. Semakin berlimpah harta yang dimiliki seseorang, maka semakin berbahagialah diri orang itu.
Setelah merasa agak tenang, Elena kembali melanjutkan ceritanya, "Beberapa tahun setelah melakukan aborsi, perut Lena sakit sekali setiap mengalami menstruasi. Rasa sakitnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Lalu Lena memeriksakan diri ke dokter ketika ada pertemuan asuransi di Malaysia. Ternyata di dalam rahim Lena ada kista yang cukup besar dan harus segera diangkat. Lena mencoba berkonsultasi dengan dokter lainnya di sana, tapi rupanya diagnosisnya sama saja. Hati Lena sangat galau, tapi nggak berani memberitahu Mama ketika pulang kembali ke Indonesia. Lalu Lena memantapkan hati untuk melakukan operasi pengangkatan kista seminggu kemudian di Malaysia. Hanya Jeffry yang Lena beritahu, supaya dia bisa menggantikan Lena untuk sementara kalau nasabah membutuhkan bantuan. Begitulah Ma, Lena akhirnya sendirian menghadapi operasi itu. Kistanya berhasil diangkat, tapi...."
Tenggorokannya tercekat. Berat sekali rasanya melanjutkan ucapannya. Diminumnya segelas air putih sebelum meneruskan ceritanya.
"Dokter berkata bahwa...kecil kemungkinannya Lena bisa mempunyai keturunan. Meski dengan bayi tabung pun belum tentu berhasil...."
Sang mama tersentak. Tak disangkanya anaknya mengalami penderitaan sehebat itu.
"Lena sangat sedih, Ma. Merasa bagaikan wanita yang nggak berguna. Mungkin ini hukuman atas perbuatan zina Lena di masa lalu. Selanjutnya Lena menyadari bahwa karir cemerlang dan harta berlimpah bukanlah segalanya. Semuanya semu belaka. Lalu satu setengah tahun yang lalu Lena tanpa sengaja bertemu kembali dengan Thomas di sebuah rumah sakit. Ketika itu Lena sedang menjenguk nasabah yang menjalani rawat inap, sedangkan Thomas menunggui salah seorang anaknya yang sakit demam berdarah...."
"Salah seorang anaknya?"
"Iya, Ma. Thomas punya sepasang anak kembar perempuan. Istrinya meninggal dunia akibat kanker getah bening waktu si kembar masih berusia dua tahun. Anak-anak itu bagaikan malaikat, Ma...sangat manis, lucu, dan mengemaska! Jiwa keibuan Lena tiba-tiba muncul...."