Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Ibu Anak Spesial

22 Juli 2022   21:10 Diperbarui: 2 Agustus 2022   07:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Mona dan Ida menatap Anne dengan takjub. Wanita berambut pendek yang dulunya seorang wanita karir itu mempunyai dua orang putri yang usianya hanya terpaut dua tahun. Ovy, si sulung yang kini berumur 6 tahun, mengalami gangguan keterlambatan bicara, pola tidur yang kacau, dan emosi yang meledak-ledak jika keadaan di sekelilingnya tidak sesuai dengan keinginannya.

Di masa kanak-kanaknya, anak perempuan bertubuh tinggi langsing ini sering tantrum, yaitu marah-marah, histeris, dan berlarian kesana-kemari, hingga akhirnya bergulung-gulung di lantai hanya karena persoalan-persoalan sepele seperti saluran TV yang diputar tidak sesuai dengan kemauannya, mainan kesayangannya hilang, jenuh akibat sepanjang hari berada di rumah, dan lain sebagainya.

Untungnya anak istimewanya ini dikaruniai semangat belajar yang tinggi. Setiap hari Senin sampai Jumat, ia disibukkan dengan serangkaian aktivitas sekolah, terapi, dan les yang selain dapat mengembangkan kemampuannya, juga menghindarkan dirinya dari godaan tidur siang. 

Dengan demikian selambatnya pukul 10 malam anak berhidung mancung ini bisa segera terlelap di peraduan. Seandainya tidak digenjot dengan berbagai kegiatan, Ovy akan merasa jenuh, mudah marah, tertidur di siang bolong, dan sore harinya terjaga segar-bugar hingga subuh!

Belajar dari pengalaman begadang selama bertahun-tahun, akhirnya Anne memperhatikan kegiatan-kegiatan apa saja yang disukai putri spesialnya ini. Lambat-laun ia menemukan guru-guru yang kompeten mengajari Ovy hal-hal yang digemarinya, seperti menggambar, menyanyi, bermain piano, calistung, dan bahasa Inggris. Karena bidang-bidang itu disukainya, anak perempuan berparas imut itu mau mengikuti pengajaran dengan patuh.

Nora, adik Ovy yang lincah dan cerdas mampu menjadi asisten yang baik bagi Anne untuk sesekali menjaga sang kakak ketika mama mereka sedang menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Nora yang sejatinya lebih kecil namun pemahamannya jauh lebih berkembang itu akhirnya berperan sebagai seorang kakak bagi Ovy. 

Si cilik yang kenes itu suka memberikan pengarahan dan teguran apabila saudara tuanya itu berperilaku tidak pada tempatnya.

Melihat perkembangan kemampuan dan perilaku Ovy serta keharmonisan hubungan persaudaraannya dengan si adik, sungguh melegakan hati sang bunda. Keikhlasannya melepaskan karir impian terasa sangat sepadan dengan hasil yang dituainya kini. Kedua buah hatinya, baik yang reguler maupun spesial, tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai harapannya.

“Aku salut sama kamu, Ne. Begitu banyak les yang dijalani anakmu tapi dia sangat menikmatinya. Gimana caramu menentukan les apa yang sesuai? Aku sampai sekarang belum tahu Ferly mesti ikut les apa, belum kelihatan bakat dan minatnya,” komentar Ida. Perempuan berambut panjang yang membuka usaha travel itu tampak cemas memikirkan masa depan putra tercintanya.

“Waktu Ovy berumur tiga setengah tahun dan hampir setiap hari berteriak-teriak lalu menangis histeris tanpa kutahu sebab-musababnya, aku hampir kehilangan akal sehat saking frustasinya. 

Nora pun sering menangis ketakutan melihat gangguan emosi kakaknya. Akhirnya aku berlutut sambil memeluk kedua anakku, menangis dan berdoa kepada Tuhan seperti ini: Tuhan, aku menerima dengan ikhlas diberi anak seperti ini. Tapi tolong…, berikan petunjuk padaku bagaimana cara yang tepat untuk menanganinya. Beri aku hikmat agar mampu memahami petunjukMu.…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun