Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Ibu Anak Spesial

22 Juli 2022   21:10 Diperbarui: 2 Agustus 2022   07:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Anakku akan naik ke kelas playgroup B. Nanti waktu mau naik TK, akan kupindahkan ke sekolah yang lain agar dia belajar berbaur di lingkungan yang berbeda,” jelas Ida.

Mona mengangguk tanda setuju dengan rencana Ida. Sembari menyeruput minuman bersodanya, ibu rumah tangga yang hobi membuat kue itu menatap Anne dan bertanya, ”Ovy gimana?”

Anne yang sedang asyik mengunyah kentang goreng kesukaannya menyahut, ”Ovy lanjut ke TK B. Sekolahnya saat ini menurutku paling cocok buatnya dibanding sekolah-sekolahnya terdahulu. Sekolah kecil, sekelas cuma terdiri dari empat murid, non ABK semua.

Kepala sekolah dan guru-gurunya mampu memberikan edukasi yang baik pada murid-murid lainnya dan para orang tua mengenai kondisi Ovy yang berkebutuhan khusus. Jadi mereka semua memahami sikap dan perilaku Ovy yang berbeda. Bahkan teman-temannya ikut menjaga anakku supaya nggak berlaku aneh-aneh dan menasihatinya kalau dia berulah.”

“Wah, sekolah idaman itu!” seru Mona dan Ida bersamaan.

“Betul. Sayangnya TK ini mau tutup karena kalah pamor dengan sekolah-sekolah lain di sekitarnya yang lebih besar dan fasilitasnya lebih lengkap. Jadi tinggal menyelesaikan TK untuk angkatan Ovy aja. Selanjutnya hanya akan dibuka kelas baby dan plagroup karena lebih banyak peminatnya.”

“Terus Ovy mau kamu masukkan ke SD mana?” cecar Ida penasaran. Ia benar-benar ingin tahu untuk referensi anaknya kelak melanjutkan pendidikan.

“Aku mengincar dua SD, karena kuota untuk siswa ABK terbatas. Setiap tahun ajaran baru hanya menerima dua murid berkebutuhan khusus, itupun harus memakai jasa shadow teacher yang disediakan pihak sekolah. Dan seperti yang Mona bilang tadi, gajinya bisa lebih besar dua hingga tiga kali lipat dari uang sekolah.”

“Mahal, Ne…,” ucap Mona lirih.

“Yah, mau gimana lagi, demi anak…,” ujar Anne sambil menghela napas panjang. “Aku menabung sedikit demi sedikit mulai sekarang. Biaya-biaya yang kurang perlu sebisa mungkin kupangkas. Terapi-terapi dan les-les Ovy di luar rumah kuberhentikan. Kuganti dengan terapi dan les sejenis yang gurunya mau datang ke rumah, jadi aku bisa menghemat biaya transportasi dan jajan.

Aku juga jadi punya lebih banyak waktu untuk membersihkan rumah, menonton TV, dan beristirahat tidur siang sesekali. Emosiku juga jauh lebih terkendali jika Ovy kumat perilaku tantrumnya. Nora, adik Ovy, juga jadi punya lebih banyak waktu untuk bermain. Nggak seperti dulu, hampir setiap hari kelelahan bersamaku mengantar dan menunggui kakaknya terapi dan les di luar.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun