Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD yang kadang nulis, kadang nganggur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pikiran Bias Mengurangi Kreatifitas

18 Juni 2021   11:32 Diperbarui: 18 Juni 2021   11:45 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu bagaimana caranya agar berhasil? Yang disediakan hanyalah lilin, sekotak paku payung dan korek untuk menyalakan lillin. Jujur saja, ketika pertama kali mendengar The Candle Problem saat perkuliahan, saya pribadi juga kebingungan bagaimana cara memasangnya.

Solusi kreatif dari tugas ini terletak pada se-kotak paku payung. Seluruh paku payung dikeluarkan dari kotak, kemudian kotak tersebut dipaku atau dipasang ke dinding. Yang terakhir, letakan lilin dikotak yang sudah terpasang, lilin yang mencair tidak menetes di atas permukaan meja.

Sumber: Desk Time
Sumber: Desk Time

Ketika pertama kali mengetahui solusi dari tugas tersebut (The Candle Problem), saya mengangguk-ngangguk sambil berkata: "Oh iya, kenapa tadi gak kepikiran sama kotak pakunya yah?". Lilin, sekotak paku dan korek terlalu menngalihkan perhatian saya.

Kasus yang sama seperti The Candle Problem pernah saya bahas di salah satu artikel saya. Dalam presentasinya di TEDx Talks, Teo Haren memberikan sebuah soal kepada audiens yang di tampilkaan di layar.

1-2-3-?

a. 4

b. 5

c. 8

satu, dua, tiga, apa angka selanjutnya? Yang sudah menemukan jawaban, angka tangan!

Rata-rata audiens telah menemukan jwaban selama tiga detik ketika soal ditampilkan, dan rata-rata jawabannya adalah empat. Namun Haren mengatakan bahwa empat memanglah jawaban yang benar, namun masih ada jawaban benar lainnya dan epat bukanlah jawaban yang kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun