Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD yang kadang nulis, kadang nganggur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gifted dan Talented, Antara Gangguan atau Bakat yang Berlebihan

30 Oktober 2020   11:09 Diperbarui: 30 Oktober 2020   11:24 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gifted dan talented  sama-sama dipengaruhi oleh kecerdasan bawaan (genetik) dan faktor lingkungan. Jadi setiap anak bisa memiliki bakat istimewa (gifted/talented) jika didukung oleh dua faktor tersebut. Akan tetapi, terkadang orang tua sangat mengedepankan obsesi mereka agar anaknya memiliki bakat luar biasa. Hal-hal yang seperti ini sering menciptakan kekeliruan orang tua dalam mengasuh anaknya, ujung-ujungnya apa yanng diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Anak Berbakat (Gifted/Talented) adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Setelah membaca subjudul di atas, mungkin pembaca sekalian merasa  aneh dan bertanya-tanya.

"Kok berbakat kaya gitu dibilaang "Anak Berkebutuhan Khusus", yang bener aja?

BENER BANGETT!!! (ehhh kok nge-gass wkwk)

Selama ini kita selalu mengganggap "Anak Berkebutuhan Ksusus" adalah mereka yang (minta maaf) memiliki kekurangan dalam hal fisik dan psikis yang gejalanya terlihat. Anggapan tersebut tidaklah salah. Namun, jika kita mempelajari jenis-jenis kebutuhan khusus (Special needs) maka berbakat (Gifted and Talented) adalah salah satunya. 

Di Indonesia, kebutuhan khusus jenis ini (Gifted dan talented) dikenal dengan istilah Cerdas istimewa/Bakat Istimewa yang biasa disingkat menjadi CIBI. Istilah Cerdas Istimewa untuk Gifted dan istilah Bakat Istimewa adalah talented.

Yang kita pertanyakan sekarang adalah mengapa mereka termasuk orang-orang dengan Special needs?

Misalkan kamu adalah sesorang yang paling pintar di kelas (tapi bukan gifted/talented), kamu akan sedikit berbeda dengan teman-teman lainnya. Ketika amu ingin mempelajari materi selanjutnya, guru harus mengulang pelajaran sebelumnya karena kebanyakan temanmu belum memahami. Atau sebaliknya, kamu adalah siswa yang tidak begitu pintar di kelas, kamu merasa tertinggal dari teman-teman lainnya.

Coba kita bayangkan, betapa bosannya seorang anak harus belajar materi yang begitu mudah baginya dan bahkan pelajaran selama satu semester sebagian besar sudah ia kuasai.

Gapapalah kalau gitu...kan malah bagus, selama di sekolah bakalan juara satu terus kan anaknya.

Mungkin akan terdengar wow, dengan segala kelebihan mereka, anak dengan CIBI akan selalu mendapat juara di kelas. Tapi hal tersebut tidak seperti yang kita bayangkan, mereka akan sangat bosan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah bahkan sebagian besar ada yang malas ke sekolah atau tidak peduli dengan apa yang disampaikan guru sehingg mereka terlihat seperti anak yang sedikit terganggu. 

Hal-hal tersebutlah yang membuat anak-anak gifted dan talented membutuhkan pelayanan pendidikan khusus atau pendidikan inklusi. Dimana dala pendidikan tersebut diseting sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan mengembangkan apa yang telah meraka miliki.

Jika anak-anak gifted dan talented mendapatkan dukungan lingkungan yang baik, mereka berpeluang besar untuk menjadi seorang ahli dalam bidangnya. Atau mungkin ada anak-anak di sekitar kita yang terlihat sedikit "aneh" tapi ternyata mereka adalah anak-anak yang berbakat? Oleh karena itu, mari kita hilangkan sebuah stereotipe bahwa anak yang nakal dan terganggu adalah anak yang "bodoh", siapa tau ada keistimewaan besar dibaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun