Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD yang kadang nulis, kadang nganggur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siswa Indonesia, Bukan Hanya Akademik Mereka Juga Butuh INI!!

10 Februari 2019   11:25 Diperbarui: 10 Februari 2019   12:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus tawuran antar pelajar bukan lagi hal yang lumrah di negara ini, jangankan antar pelajar, bahkan seorang siswa bisa beralih profesi menjadi pembantu malaikat maut untuk mencabut nyawa gurunya sendiri. Seperti kasus https://www.liputan6.com/regional/read/3266037/siswa-penganiaya-guru-budi-akhirnya-dititipkan-ke-ruta yang viral tahun lalu, seorang siswa yang menghantam gurunya hingga sang guru mengalami mati batang otak. Tidak disangka-sangka, hantaman sang murid mampu mengantarkan sang guru ke rahmatullah. 

Tidak sampai disitu saja, berselang beberapa bulan kemudian dunia pendidikan Indonesia kembali dihebohkan dengan kejadian https://www.liputan6.com/regional/read/3355263/ditegur-saat-main-gim-siswa-mts-di-pontianak-hantam-guru-pakai-kursi seorang siswa yang berani menghantam gurunya menggunakan kursi. Atas kejadian tersebut sang guru akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Beruntungnya sang guru tidak bernasib sama dengan kasus sebelumnya.

Kejadian-kejadian seperti itu terus terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Segala bentuk penanggulangan-pun terus dilakukan, namun masih banyak kasus-kasus tidak menyenangkan yang melibatkan siswa-siswa di Indonesia.

Lalu? Kenapa siswa-siswa tersebut bisa seperti itu?

Dari kasus-kasus diatas menggambarkan bahwa masih rendahnya tata krama pada diri siswa tersebut. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pembelajaran sosial emosional dalam pendidikan Indonesia, baik dari tingkat dasar hingga ke jenjang yang lebih tinggi, namun yang kita ketahui sekarang ini hampir semua sekolah di seluruh Indonesi lebih mementingkan prestasi di bidang akademik saja, bukan di sekolah saja para orang tua-pun tidak mau ketinggala dengan terus menuntut anaknya untuk mendapat nilai yang bagus. Tidak sampai disitu saja, banyak orang tua yang malu ketika menerima rapor karena nilai anaknya jelek dan berujung sang anak akan dimarahi langsung di sekolah ataupun setelah sampai di rumah. Dengan hal-hal seperti itu, secara tidak langsung akan merusak perkembangan sosial emosional sang anak. Jadi, pembelajaran sosial emosional perlu diterapkan lebih efektif lagi di dunia pendidikan kita.

Mengapa HARUS Pembelajaran sosial Emosional?

Pembelajaran Sosial Emosional (Social & Emotional Learning/ SEL) sangat dibutuhkan karena dengan Sosial emosional yang baik juga tercipta karakter yang baik. Seperti pengertian SEL menurut CASEL (organisasi yang bekerja menuju pembelajaran sosial-emosional terpadu untuk prasekolah hingga sekolah menengah) yang dilansir dalam laman ini https://education.cu-portland.edu/blog/leaders-link/social-emotional-learning-defined/

 Pembelajaran Sosial Emosional merupakan  proses yang dilalui anak-anak dan orang dewasa dalam memperoleh dan efektif menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, membangun dan memelihara hubungan positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Dibeberapa negara maju seperti Amerika, pelajar dengan kecakapan Sosial Emosional yang baik.. memiliki peluamg sukses yang lebih besar.

Bagaimana Pembelajaran dalam Social & Emotional Learning?

Didalam Pembelajaran Sosial Emosional terdapat pembelajaran-pembelajaran untuk siswa agar memahami emosi dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun