Mohon tunggu...
Sofhia Farra
Sofhia Farra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beristirahatlah dengan Cerdas

29 Maret 2017   22:09 Diperbarui: 29 Maret 2017   22:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

BERISTIRAHATLAH DENGAN CERDAS,,,,,

Alkisah pada zaman dahulu kala ada sekelompok orang yang terdiri dari satu pemuda dengan semangat yang menggebu-gebu dan beberapa orang yang telah lanjut usia. Mereka bekerja menebang pohon di sebuah hutan.

Anak muda dalam kelompok tersebut adalah seorang pekerja keras. Ia terus bekerja dengan melewatkan waktu istirahatnya dan selalu mengeluh bahwa orang – orang tua itu membuang waktu percuma karena mereka berulang kali istirahat untuk minum dan ngobrol.

Selang beberapa waktu berlalu, anak muda itu melihat bahwa walaupun ia telah bekerja dengan melewatkan waktu istirahatnya, jumlah pohon yang ditebang oleh orang-orang tua itu sama dengan jumlah pohon yang ditebang oleh si pemuda, malah kadang – kadang mereka menebang lebih banyak pohon. Seolah-olah orang-orang tua itu juga bekerja dengan melewatkan waktu istirahatnuya pula. Lalu si pemuda memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi esok hari. Namun sayang kenyataan berkata lain, keesokan harinya hasil tebangan orang-orang tua itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan hasil tebangan si pemuda.

Suatu hari, salah satu dari orang tua mengajak si pemuda untuk minum sejenak ketika beristirahat.  Anak muda itu menolak dan berkata bahwa dia tidak punya banyak waktu. Orang tua itu tersenyum mendengar perkataan sang pemuda dan berkata kepadanya, “ kamu akan membuang waktu saja jika kamu terus menebang tanpa mengasah kembali kapakmu, segera atu mungkin nanti kamu akan menyerah karena kehabisan energi”. Ternyata tanpa sepengetahuan pemuda, selama istirahat orang – orant tua itu tidak hanya ngobrol atau minum saja tapi mereka juga mengasah kembali kapak mereka.  Itulah mengapa mereka bisa menebang pohon dengan lebih cepat daripada si pemuda dan menghabiskan lebih sedikit waktu.

Salah seorang dari orang tua berkata, “ apa yang kita butuhkan adalah efisiensi pemanfaatan  ketrampilan dan kemampuan kita dengan cara yang cerdas. Dengan demikian, kita mempunyai lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal lain. Atau sebaliknya kita akan terus berkata,,,,, aku tak punya waktu,,,,,”

Kawanku,,,

Sadarkah kalian tentang maksud tersirat dalam cerita di atas,,?

Tentu saja kita tidak ada hubungannya sama sekali dalam urusan tebang menebang pohon, namun coba kalian tempatkan diri kalian sebagai pemuda penebang pohon dalam  masalah cara belajar. Belajar mati – matian dengan melewati point penting bernama istirahat, memaksa senjata kita –dalam  hal ini adalah otak- untuk membaca atau menghafal tanpa istirahat sama sekali. Padahal, sama halnya dengan anggota tubuh yang lain, otak kita juga perlu istirahat agar tetap dapat bekerja lagi dengan maksimal. Istirahat yang berkualitas akan mengembalikan kemampuan otak kita, dalam keadaan otak yang fresh dan “siap tempur” dengan mudah kita akan dapat menyerap pelajaran. Kita boleh berusaha mati – matin, tapi harus diimbangi dengan strategi yang cerdas, kita harus tahu kapan belajar kapan istirahat..       Karena di dunia ini bukan hanya ilmu yang kita cari, tapi juga pengalaman atau kepernahan. Keduanya harus berjalan dengan seimbang, tanpa ada yang tertinggal sedikitpun. Maka  sekarang tugas kita adalah menyusun strategi untuk berperang di bumi jihad ini, kitalah yang  paling tahu kemampuan diri kita, maka tidak akan ada yang bisa menyusun strategi yang pas untuk diri kita, kecuali diri kita sendiri.

Apabila kita telah menemukan strategi yang cocok,  maka absolutely we’re ready for saying “welcome succeess ,,,”

Seven minutes in peace,,,,,,,,,,,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun