Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Anomali di Antara: Kabut& Guguran Lava Pijar

28 Januari 2025   10:47 Diperbarui: 28 Januari 2025   10:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cerpen  |  *Anomali di Antara Kabut & Guguran Lava Pijar*

DikToko
(Soetiyastoko)

Adakah telah bermanfaat, saat bersama turun dari mobil offroad tua, lalu berjalan menuju hijaunya tenda besar ?

Pagi itu dingin menyergap, lelehan merah membara  perlahan menuruni  sisi terjal. Kabut tebal menutupi pandangan di lereng gunung, kecuali lava panas itu. Terlihat dari posko pengungsian bencana alam.

Pohon-pohon pinus berdiri tegak seperti penjaga bisu, menyaksikan hiruk-pikuk manusia yang sedang berusaha bertahan dari rasa dingin dan lapar.

Di antara tenda-tenda darurat dan suara generator yang berderu pelan, lima sosok wanita berkumpul.

Tinne, Wati, Lieke, Yessy, dan Herlyan, kini teronggok dipeluk lelah. Mereka duduk melingkar di dalam sebuah tenda.

Wajah mereka kuyu, namun obrolan ringan mereka menggambarkan keteguhan hati. Menyuarakan semangat.

"Apa aku salah masuk ke dunia kerja bakti ini?" Tinne membuka percakapan dengan nada bercanda. Ia melirik dus-dus logistik yang sedang disortir oleh Yessy.

"Aku pikir jadi relawan itu cuma soal angkat barang dan kasih senyum, tapi ternyata..." Ia menunjuk tangannya yang memar karena memindahkan kayu berat sehari sebelumnya.

"Tinne, kau belum tahu, kan, tugas relawan ini macam ujian ketahanan mental,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun