Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary: JNE, Are My Best

29 Januari 2022   21:29 Diperbarui: 29 Januari 2022   21:38 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seperti pernah terjadi, sebelumnya. Saat menggunakan jasa kantor pos. Surat Kilat Khusus, yang dikirim tanpa ditempeli perangko. Cukup dipalu pakai cap kantor pos. Bunyinya "Tek-dok, tek-dok, tek-dok, ..."

Pak Pos yang biasa datang mengantarkannya, naik sepeda motor bermerk dengan kode huruf A, tewas tertabrak sedan yang remnya tiba-tiba blong.

Beritanya muncul dikoran lokal. Aku kehilangan sapaan ramah dari Pak Pos yang riang itu. Selain kiriman dari ayahku raib, mungkin terikut amplop-amplop yang terserak dan beterbangan.

Kehabisan uang, aku terpaksa malu-malu pun, ngutang di warung. Makan pagi dan makan malam, dicatat dibuku panjang. Sama dengan buku panjang, catatan tanda terima surat kilat khusus, yang dibawa pak pos itu.

Musibahnya itu, ternyata jadi musibah juga untuk-ku dan dua temanku. Uang kiriman jatah hidup kami tidak datang. Amplop kabinet itu, entah kemana pergi terbangnya.

Ayah-ku terpaksa mengirim lagi. Kali ini tidak pakai jasa Kilat Khusus. Tetapi pakai Tiki-JNE. Sampai aku selesai kuliah dan kerja.

Namun, disaat-saat terakhir, nama jasa kurir itu tinggal "JNE" saja. Kata "Tiki" -nya, hilang.

***

Saat aku mulai terima gaji, aku amat gembira. Bisa mengirimi uang kepada ibu-ku. Aku gunakan ekpedisi yang sudah bertahun, jadi langganan ayahku.

Kukirim uang kontan itu lewat JNE. Sama dengan ayahku, kumasukan kedalam amplop kabinet.

Money Remittance

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun