Sulit untuk menterjemahkan anjuran makan 4 sehat 5 sempurna. Sudah bisa makan 3 kali sehari saja, amatlah bagus.
Jangan diajak bicara soal gizi. Soal hunian pun ikut menekan, kebanyakan keluarga-keluarga muda. Sewa kamar petakan pun terasa berat, untuk bisa ditanggulangi upah, sebatas UMR.
Kondisi di atas, salah satu hal yang turut mendorong seorang ibu bekerja. Bahkan harus melakukan perjalanan dinas. Berhari-hari di luar kota.
Seringkali juga karena kompetensinya dibutuhkan rakyat banyak. Bahkan dipanggil tugas negara. Seperti ibu menteri keuangan dan ibu menteri luar negeri.
Lalu bagaimana, menyikapi omelan ibu mertua, "Mestinya istri itu di rumah saja. Mengurus anak dan rumah tangga lebih utama. Tak perlu bersaing dengan suami mencari nafkah, ... !"
Seorang ibu muda yang diomeli itu, hanya bisa menggerutu dalam hatinya, "Kalau laki gue, anak loo itu, duitnya bisa mencukupi, ngapain gue capek-capek kerja di luar. Sementara itu, gue, juga masih nyuci beresin rumah dan masak ...."
Mari para ibu, ibu kandung, ibu mertua, ibu pejabat, ibu tiri, ibu angkat, ibu besan, ibu tante dan semua ibu apapun, ... Ayo saling menghargai dan saling memaklumi kondisi masing-masing, selaku ibu.
Selamat Hari Ibu, salam hormat untuk para bapak, yang telah mendukung karier para ibu. ***
Bumi Serpong Damai, Rabu 22 Desember 2021