Petani pun rugi, biaya panen dan tanam tidak pernah turun, beda dengan hasil pertanian yang turun naik sesuka hati.
Akhirnya tomat dan cabai itu dibiarkan membusuk di kebun. Agar tidak semakin rugi. Ironis. Memang faktanya seperti itu.
Paragraf di atas sekedar analogi tentang banyaknya informasi, seputar manfaat sholat dan sabar. "Sarana" bagi manusia untuk mendapat pertolongan Allah. Sangat umum diketahui, semakin jarang yang bersungguh-sungguh menyadari maknanya.
Heran. Pembaca juga herankah ?
Tapi  nyatanya itulah yang lebih sering terjadi. Waktu dipanggil, harus "menghadapNya" secara formal-resmi, diwaktu yang telah dijadwalkan, sering ditunda bahkan di-abaikan.
Waktu yang disediakan untuk "bicara dari hati kehati", secara informal -sholat sunat- pun tidak dimanfaatkan.
Mengapa hal-hal seperti di atas bisa terjadi ? Apa, Bro & Bray penyebabnya ?
Tepat, jawaban-mu Bray !
Benar, karena tidak sabar. Tidak sabar atas sesuatu yang menimpa diri. Sesuatu yang tidak kita sukai.
Tidak hanya itu, ....
Tetapi juga tidak sabar terhadap hal-hal yang kalian inginkan, yang kalian perjuangkan. Tidak kunjung terkabul atau tercapai.
Pada kondisi itu, banyak manusia, meninggalkan syariat. Justru melakukan maksiat. Menempuh jalan pintas, mengabaikan proses.Â