Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hijau Telur Asin

7 September 2021   23:10 Diperbarui: 7 September 2021   23:12 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Soetiyastoko

Bagaimana harus kutulis
rasaanku
ketika senyummu hilang
bibirmu pasi
kehilangan merah rona

dan ketika mulai
ucapkan kalimat-kalimat itu,
kau masih diroda-duamu
yang telur asin
bahkan mesinnya masih hidup,

"... kita sudahi dulu kedekatan kita,
ada yang tidak suka,
mengancam dan memfitnah ..."
"Bukankah kita akan memperjuangkannya ?"
"... bila benar
kita berjodoh,
pasti nanti akan bersama,
garis
telah ditetapkanNya ..."

Lalu
kau putar
tuas gas
tungganganmu
kopling masih kau tahan,
kulihat
ada yang mengalir
diantara kedipan mata
dan
pelan-pelan mulai menjauh

Sejenak menepi, menoleh,
untukku.
Lalu melaju
sejak itu
kita tak sempat bertemu.

Benar,
kau
yang tumbuh jadi kekasih,
bukanlah
jodohku.

Suatu ketika, di suatu tempat, dalam bingkai kenangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun