Mohon tunggu...
Soesi Sastro
Soesi Sastro Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Sosial dan Lingkungan

The secret of change is to focus all energy not on fighting the OLD but on building the NEW

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dialog Sastra Serumpun Digelar di Sarinah

22 November 2015   19:06 Diperbarui: 22 November 2015   19:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Nakula Sadewa Gedung Sarinah lantai 13, Sabtu (21/11/15) sontak diramaikan oleh penggiat sastra. Hadir pula Mayjend (purn) Hendarji Supandji mantan Komandan Corps Polisi Militer, Prof. Dr. N Jenny MT Hardjatno guru besar Fakultas Sastra Budaya UI, Dewi Ariantitini Yudhasari Direktur STBA LIA, Riana Setyaningrum Direktur Executive Forum Humas BUMN, Rudi Rusli pejabat dari Kementerian BUMN, membacakan puisi-puisi dengan memikat.

Kemeriahan terkait hari jadi Perhimpunan Sastrawan Budayawan Negara Serumpun (PSBNS) ke tiga, perkumpulan serantau yang didirikan tiga tahun silam dan diketuai Dr. Free Heraty, demikian ungkap Datuk Jasni Matlani, salah seorang sendiri yang datang dari Sabah – Malaysia.

Pada acara hari jadi ke 3 (tiga) tahun PSBNS dibincangkan lima buku sastra yaitu “Pukul Dua Belas” karya Soesi Sastro oleh N. Syamsuddin Ch. Haesy, “Dongeng Perkebunan” karya Jasni Matlani oleh Fatin Hamama, “Katiagan, Jejak Sebuah Pelabuhan” karya Dwi Rahmad Muhtaman oleh DR. Yatie Klate, “Rengek Pelangi” karya Abd. Karim Gullam oleh Handoko F Zainsam, dan “Truth without Fear” karya Sastri Bakry oleh Narudin Pituin.

Sejak berdiri, perhimpunan ini melakukan aksi secara mandiri. Dengan kemandirian itu, diharapkan menjadi penyemai kreativitas, demikian dinyatakan oleh Dr. Free Hearty.

Tidak berlebihan apabila Datuk Jasni Matlani bersyukur dalam peringatan ini juga terkait langsung dengan upaya kongkret penerbitan buku sastra yang selama ini memang kurang mendapat tempat dimana-mana dibandingkan dengan buku lainnya. Buku merupakan pertanda abadi bagi seorang sastrawan, termasuk penyair. Karena itu, di Sabah dia menganjurkan setiap penyair atau sastrawan menerbitkan karya-karyanya dalam bentuk buku. Buku itulah, ungkapnya, yang akan abadi ditinggalkan sebagai warisan oleh penyair atau sastrawan.

Berkumpulnya sastrawan budayawan dalam PSBNS menjadi penting karena sastra Indonesia, sastra Malaysia, sastra Brunei Darussalam, sastra Singapore, meskipun ditulis dalam bahasa Melayu, pastilah ada perbedaannya tetapi masih akan bisa saling dimengerti. Dari rasa saling mengerti ini, akan timbul rasa saling menghargai dan akhirnya bisa saling bekerjasama untuk manfaat bersama.

Di Indonesia sendiri, setiap tahun berlangsung pemberian penghargaan atas karya puisi terbaik setiap kali berlangsung peringatan Hari Puisi. Apresiasi terhadap karya penyair dan sastrawan juga dilakukan oleh berbagai lembaga lain, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebagai penyelenggara, sengaja saya menggandeng PT Sarinah (Persero), yang selama ini belum pernah ada perhelatan sastra. Gedung Sarinah ini keberadaannya sangat bersejarah dan monumental, sebagai toko serba ada pertama yang dibangun Bung Karno lebih separuh abad. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sarinah berkonsentrasi pada perdagangan dan peduli terhadap pengembangan karya kreatif di Indonesia termasuk pelestarian budaya Indonesia. Sarinah cukup konsisten memperkenalkan hasil kreativitas budaya bangsa Indonesia, sepeti batik, cindera mata dan barang-barang seni lainnya. Nama Sarinah itu sendiri diabadikan Bung Karno untuk mengenang sesosok perempuan yang gigih berjuang pada jamannya.

Kegiatan sastra ini diharapkan mampu memotivasi para penggiat sastra di Indonesia maupun di negara serantau untuk lebih aktif, saling menguatkan satu sama lain dalam menghasilkan karya sastra yang menyejukkan semua pihak. Selama acara, lebih kurang ratusan buku anggota PSBNS ludes diborong tamunya.

Acara puncak peringatan hari jadi ketiga PSBNS ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua dan Pendiri PSBNS serta doa bersama. (@SOE/2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun