Mohon tunggu...
Surya Rianto
Surya Rianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, Penggemar Anime dan Dorama Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mimpi Lahirnya Bank Gojek dari Bank Artos, Nyata atau Cuma Angan?

28 Desember 2019   19:33 Diperbarui: 28 Desember 2019   19:41 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi/ Canva Premium

Harga saham PT Bank Artos Indonesia Tbk. melejit 24,77% dalam sehari menjadi Rp2.770 per saham pada perdagangan Jumat 27 Desember 2019. Rampungnya transaksi Jerry Ng dan Patrick Walujo mengakuisisi emiten berkode ARTO itu ditenggarai menjadi salah satu penyebab utama lonjakan harga saham bank yang sedang kacau kinerjanya tersebut. 

Harga saham ARTO memang mulai menanjak sejak Agustus 2019 ketika Patrick dan Jerry berencana mengakuisisi bank tersebut. Sentimen positif dari gorengan kian kencang setelah ada rumor Bank Artos akan menjadi Bank Gojek atau GoBank. Jadi, Bank Artos akan memberikan jasa transaksi semua layanan Gojek. 

Nah, kehadiran Patrick menjadi faktor penguat rumor itu karena dia adalah co-founder di Northstar yang merupakan salah satu investor Dekakorn asal Indonesia tersebut. Pada 26 Desember 2019, Patrick dan Jerry Ng resmi membeli saham ARTO di level harga Rp395 per saham atau di bawah harga ARTO saat ini. 

Lalu, apakah benar ARTO akan diarahkan menjadi bank digital yang terafiliasi dengan Gojek? 

Sebelumya, saya menuliskan secara detail analisis peluang jadinya Bank Gojek di laman Suryarianto.id

Sebenarnya, ARTO bisa saja menjadi bank yang terafiliasi dengan Gojek, tetapi dengan syarat yang tidak mudah. Salah satu syarat utamanya adalah pemegang saham harus menyuntikkan modal dalam jumlah besar. 

Jadi, menurut regulasi, bank yang bisa memberikan layanan digital secara luas minimal harus berada di level bank umum kegiatan utama (BUKU) II dengan modal inti minimum Rp1 triliun. Saat ini, Bank Artos berstatus Bank BUKU I dengan ketentuan modal minimum Rp100 miliar. Di sisi lain, modal inti ARTO saat ini sudah di bawah Rp100 miliar alias di level Rp80 miliar-an. 

Artinya, status Bank Artos sudah hampir mirip dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena sudah di bawah minimum modal inti yang ditentukan OJK. 

Selain itu, kondisi keuangan Bank Artos juga tengah tidak sehat, ARTO mencatatkan rugi bersih lima tahun berturut-turut termasuk sampai kuartal III/2019. Lalu, rasio kredit bermasalah kotor Bank Artos berada di level 8%. Artinya, Bank Artos butuh modal untuk menyelesaikan kredit bermasalah tersebut. 

Secara total, Bank Artos mungkin membutuhkan sekitar Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun untuk bisa naik kelas sekaligus menyelesaikan kredit bermasalahnya tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun