Mohon tunggu...
Surya Rianto
Surya Rianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, Penggemar Anime dan Dorama Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ramalan Nasib Tunggal Putra di Indonesia Open 2019

29 Juni 2019   17:47 Diperbarui: 29 Juni 2019   17:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie. / BWF

Indonesia sudah puasa gelar tunggal putra di Indonesia Open selama tujuh tahun. Terakhir, Simon Santoso yang meraih gelar di Istora pada 2012. Setelah itu, tunggal putra Indonesia cenderung tertatih-tatih berlaga di Indonesia Open. 

Hanya Ihsan Maulana yang mampu menembus semi final Indonesia Open 2016. Sayangnya, mimpi bisa melaju ke final kandas setelah digagalkan Lee Chong Wei. 

Setelah itu, tunggal putra Indonesia cenderung berkutat di babak 32 besar sampai 16 besar. 

Berikut ramalan nasib tunggal putra Indonesia di Indonesia Open 2019 seperti dikutip dari Suryarianto.id

Jonatan Christie diprediksi punya peluang untuk melaju ke final Indonesia Open 2019. Bahkan, Jojo berpeluang membuka puasa gelar tujuh tahun tunggal putra di turnamen dengan hadiah terbesar tersebut. 

Prediksi itu muncul setelah hasil drawing Indonesia Open 2019 dirilis. Perkiraan paling optimistis, Jojo bisa menjadi juara Indonesia Open 2019. 

Pada babak awal, Jonatan Christie mungkin tidak akan kesulitan menghadapi Rasmus Gemke, tunggal asal Denmark. 

Secara head to head dan peringkat, Jojo jauh di atas Gemke. Saat ini, Jojo berada di peringkat 7 dunia, sedangkan Gemke bertengger di peringkat ke-25 dunia. 

Jojo juga unggul head to head 1-0 dari Gemke. Namun, satu-satunya pertemuan yang terjadi di Indonesia Master 2019 itu tidak dimainkan hingga pertandingan selesai. 

Gemke tidak melanjutkan permainan set kedua setelah kalah 21-16 dari Jojo di set pertama. 

Setelah melewati Gemke, Jojo bakal menghadapi antara Wang Tzu Wei asal Taiwan atau Hans Vittinghus asal Denmark. Seharusnya, kedua pemain itu tidak akan memberikan tekanan berarti terhadap Jonatan Christie. 

Yuk Dengerin Podcast : Ramalan Nasib Tunggal Putra di Indonesia Open 2019

Meskipun begitu, head to head Jojo dengan Wang Tzu Wei cukup ketat. Jojo masih kalah 2-4 dari pemain Taiwan tersebut. 

Meskipun begitu, pertemuan terakhir mereka di New Zealand Open 2019, Jojo berhasil menang lewat tiga set 21-14, 14-21, 21-16. 

Saat ini, Wang Tzu Wei bertengger di peringkat ke-30 dunia. 

Lalu, jika harus menghadapi Vittinghus, itu adalah menjadi pertemuan pertama Jojo. Namun, dari segi peringkat, pemain asal Denmark itu berada di peringkat ke-23. 

Tantangan Berat Jonatan Christie Sejak Babak Perempat Final

Tantangan berat Jojo baru terasa di babak perempat final. Di sana, Jojo kemungkinan harus berhadapan dengan Chou Tien Chen atau Lin Dan. 

Jika berhadapan dengan Chou, peluang Jojo menang akan lebih besar ketimbang Lin Dan. Sejauh ini, head to head Jojo dengan Chou 6-1. 

Satu-satunya kekalahan Jojo terjadi pada perempat final Piala Sudirman 2019. Namun, ketika bertemu lagi di Australia Open 2019, Jojo berhasil menang dari Chou 22-20, 13-21, 21-16. 

Lalu, bagaimana jika Jojo bertemu dengan Lin Dan? peluang menang masih terbuka, tetapi tidak sebesar ketika berhadapan dengan Chou. 

Sejauh ini, head to head Jojo dengan Lindan masih 3-4, tetapi tunggal putra Indonesia itu berhasil menang dalam pertemuan terakhirnya. Jojo kalahkah Lin Dan dua set langsung 21-9, 24-22 di Australia Open 2019. 

Setelah melewati perempat final, lawan Jojo kian berat. Kemungkinan besar, dia bakal bertemu dengan tunggal putra nomor 1 dunia Kento Momota.

Peluang menang Jojo melawan Momota memang cukup kecil. Head to Head Jojo lawan Momota masih tertinggal 1-2. 

Namun, Jojo berhasil menang melawan Momota pada pertandingan terakhir di Malaysia Open 2019 dua set langsung 22-20, 21-15. 

Jadi, tunggal putra Indonesia ini masih punya peluang untuk mengandaskan tunggal putra nomor satu dunia tersebut. 

Jika berhasil, Jojo diprediksi sudah ditunggu tiga tunggal putra papan atas lainnya di final seperti, Shi Yuqi, Chen Long, dan Viktor Axelsen. 

Peluang Jonatan Christie di Babak Final

Peluang menang Jojo di babak final akan lebih besar jika berhadapan dengan Shi Yuqi. 

Jojo punya rekam jejak yang baik jika berhadapan dengan Shi Yuqi. Secara head to head, Jojo unggul 5-3 atas Shi Yuqi. 

Pertemuan terakhir, Jojo bertemu Shi Yuqi di Indonesia Master 2019. Saat itu, Jojo menang dua set langsung 22-20, 21-6. 

Lalu, jika bertemu Chen Long, Jojo mungkin masih agak kesulitan. Sejauh ini, Jojo belum pernah menang dari Chen Long. 

Pada pertemuan terakhir di Malaysia Open 2019, Jojo kalah rubber set 21-12, 10-21, 15-21. 

Sementara itu, peluang Jojo lawan Viktor Axelsen cenderung imbang meskipun dari segi head to head masih unggul tunggal Denmark 1-3. 

Pada pertemuan terakhir, Jojo juga kalah dari Axelsen lewat rubber set 24-22, 18-21, 22-24. 

Adapun, peluang Jojo untuk menjadi juara bisa jadi sirna jika permainannya masih labil. Pada 10 turnamen tahun ini, peforma Jojo bisa dibilang kurang stabil meskipun sudah meraih dua gelar juara. 

Sayangnya, Jojo masih kerap kalah dari pemain nonunggulan. Ketika bermain di Swiss Open 2019, Jojo secara mengejutkan kalah dari pemain India Subhankar Dey lewat rubber set 21-12, 20-22, 17-21. 

Lalu, pada Indonesia Master, Jojo juga kalah dari Anders Antonsen 18-21,16-21. 

Peluang Anthony Ginting

Ginting kemungkinan hanya bisa bertahan sampai perempat final. Pada level itu, dia bisa jadi sudah dikalahkan oleh Momota. 

Pada babak pertama, Ginting seharusnya bisa menang mudah melawan pemain China peringkat 20 dunia Lu Guangzo. Namun, kedua pemain memang belum sempat bertemu sejauh ini. 

Lanjut ke babak kedua, Ginting harus berhati-hati dengan tunggal Jepang Kanta Tsuneyama. 

Saat ini, Tsuneyama memang menduduki peringkat ke-11 dunia, tetapi dia kerap memberikan kejutan dengan menumbangkan pemain yang berperingkat lebih tinggi darinya. 

Apalagi, head to head Ginting dengan Tsuneyama cenderung ketat yakni, 2-2. Pertemuan terakhir mereka terjadi pada Kejuaraan Dunia 2018, saat itu Ginting kalah dua set langsung 17-21, 13-21. 

Jika berhasil menuntaskan perlawanan Tsuneyama, Ginting kemungkinan berhadapan dengan tunggal nomor satu dunia yakni, Momota. 

Lawan Momota, peluang Ginting menang semakin kecil meskipun beberapa pertandingan terakhir cukup ketat. 

Sejauh ini, head to head Ginting dengan Momota 3-8. Pertandingan terakhir keduanya terjadi pada babak semifinal dan Ginting kalah 17-21, 19-21. 

Meskipun begitu, Ginting bisa dibilang pemain tunggal putra Indonesia yang paling konsisten. Semua kekalahannya akibat bertemu dengan lawan papan atas. 

Jika dia bisa mengatasi pemain papan atas itu, bukan tidak mungkin justru Ginting yang memecah puasa gelar tunggal putra Indonesia di Istora.

Nasib Tommy Sugiarto

Nasib sial tampaknya tengah menyelimuti Tommy Sugiarto di Indonesia Open 2019. Pemain Indonesia paling senior itu harus berhadapan dengan Chen Long di babak pertama. 

Hal itu membuat Tommy berpotensi gagal di babak pertama. Apalagi, Tommy baru sekali menang dari total 12 pertemuan dengan Chen Long. 

Pertemuan terakhir, Tommy kalah dari Chen Long rubber set 21-12, 17-21, 14-21 di Jepang Open 2018. 

Selain itu, pesimistis terhadap Tommy makin kuat melihat peformanya sepanjang tahun ini. Dari 9 turnamen yang diikuti, sebanyak 7 turnamen hanya berhasil sampai babak 1 dan 2. 

Fakta itu makin memperkecil peluang Tommy untuk berbicara lebih di Indonesia Open 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun