Tetapi, jika alasan kita memilih calon A, calon B atau calon C berdasarkan kesamaan agama, suku, asal daerah, atau organisasi itu kita publikasi keruang publik dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain, plus ditambah dengan upaya mendiskreditkan calon lain karna perbedaan Agama, suku, asal daerah atau organisasi calon lain itu dengan kita, maka inilah yang secara sederhana disebut dengan Politik Identitas.
Dengan kata lain, politik identitas itu sesungguhnya suatu hal yang lumrah dan wajar selama masih berada diruang private.
Politik Identitas menjadi bermasalah ketika dengan sengaja dimainkan keruang publik untuk suatu tujuan politik terntentu.
Sebagai masyarakat, kita hanya bisa berharap semoga Pilpres 2024 mendatang bukan hanya menjadi ajang suksesi calon pemimpin dinegeri ini .
Lebih dari itu, semoga Pilpres 2024 bisa menjadi momentum untuk pendewasaan kesadaran politik dan memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
Elit-elit politik harus bisa menjadi role model dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat melalui prilaku politik yang santun dan berintegritas.
Pilpres adalah pesta demokrasi rakyat. Selayaknya pesta, rakyat harus merasa gembira dan bahagia merayakan momen yang hanya terjadi 5 tahun sekali tersebut.
Jangan biarkan masyarakat merasa takut karena dihantui oleh rasa kebencian dan permusuhan akibat penggunaan isu-isu SARA dan politik identitas dalam Pilpres.
Semoga aura itu yang akan kita rasakan di Pilpres tahun 2024 mendatang!
Pematang Gadung, 05 Oktober 2022