Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Identitas: Cara Culas Mendulang Elektabilitas

5 Oktober 2022   22:10 Diperbarui: 6 Oktober 2022   00:23 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : eposdigi.com

Pengentahuan seseorang cenderung akan semakin luas ketika mereka sering mambaca.

Masalahnya, sebagain besar budaya membaca dalam masyarakat kita masih sangat rendah.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Rendahnya tingkat literasi masyarakat ini menyebabkan informasi palsu atau hoax tumbuh subur dilingkungan masyarakat kita, terlebih pada masa-masa kampanye dalam pemilihan umum.

Kebiasaan membaca juga akan menjadikan kita tidak serta merta percaya begitu saja dengan informasi atau berita yang beredar, terutama di jagad maya.

Tingkat literasi masyarakat yang baik akan menjadi katalisator yang ampuh dalam menangkal isu-isu berbau SARA dan informasi hoax dimasyarakat.

Keempat, prilaku elit politik.

Prilaku elit politik yang cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan politik tertentu biasanya akan menggunakan isu-isu berbau SARA dan politik identitas ini untuk mencapai tujuan politik nya.

Kesimpulan

Ada sebuah pertanyaan sederhana yang menggelitik, bolehkan kita memilih Presiden, Gubernur atau Bupati karna calon yang kita pilih itu se Agama dengan kita, satu suku dengan kita, atau satu organisasi dengan kita?

Jawabannya tentu saja boleh. Dengan syarat alasan kita memilih calon A, calon B atau calon C itu cukup kita lokalisir sebagai alasan pribadi kita saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun