Mohon tunggu...
Immanuel Satya
Immanuel Satya Mohon Tunggu... Buruh - Terjebak di rumah

Batin gelisah, dalam aksara semua tumpah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia dan Teknologi Komunikasi (Refleksi Singkat)

19 Januari 2019   23:39 Diperbarui: 19 Januari 2019   23:58 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Dokumen Pribadi)

Manusia adalah makhluk sosial. Kita diciptakan dan ditakdirkan untuk menjalani hidup dengan bertumpu satu sama lain, entah dalam berbagai bentuk dan tujuan hubungan antar manusia tersebut. 

Berkomunikasi dan berbicara dengan orang-orang yang kita kenal atau kita sayangi adalah keseharian rutin yang kita jalani sebagai makhluk sosial. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pola interaksi kita dengan sesama berubah.

Sering kita dengar ungkapan "handphone mendekatkan yang jauh, tetapi menjauhkan yang dekat". Menurut pendapat saya benar demikian terjadi. Pola komunikasi antar manusia berubah kian drastis. Kita tidak lagi berinteraksi dengan orang lain untuk bisa mengetahui jam berapa sekarang. Kita juga tidak lagi bertanya pada orang untuk meminta petunjuk arah. 

Semua teknologi yang muncul memudahkan kita, dan menjauhkan kita dari orang-orang di sekitar kita. Teknologi yang tersedia eksklusif bagi kita telah memutus interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita. Hiburan kini tersedia di internet dalam bentuk apapun yang Anda inginkan, video, musik, film, dan lain-lain. 

Anda tidak lagi menonton pertunjukan secara langsung dan bertemu dengan orang-orang, maupun pergi bersama teman-teman sesering ketika belum ada hiburan berbasis internet. Kita tidak lagi terhubung dengan orang-orang secara alami, tidak lagi melalui tutur dan tatap muka. Apa dampaknya ketika kita tidak lagi menjadi manusia secara 'alami'?

Office of National Statistics Inggris menemukan bahwa 10 persen dari populasi yang berusia 16-24 tahun selalu atau sering merasa kesepian [1]. Persentase tersebut merupakan yang tertinggi dari seluruh kelompok usia. Tentu tidak dapat begitu saja dipastikan bahwa hasil yang diperoleh di Inggris mampu mewakili negara-negara lain di dunia, tapi hasil tersebut bisa menjadi gambaran kasar. 

Sebuah gambaran bahwa kaum milenial yang merupakan pengguna teknologi paling getol adalah golongan umur paling kesepian. Artikel yang saya tulis ini tidak didasari pada teori maupun analisis ilmiah, hanya sekedar pemikiran dan pendapat. Pertanyaan akan saya kembalikan kepada Anda para pembaca sekalian. 

Apakah Anda merasa demikian kesepian sebagai pengguna intensif teknologi informasi? Apakah berinteraksi dengan sesama secara langsung terasa berbeda dibandingkan melalui aplikasi pesan singkat maupun telepon?

Referensi:

[1] https://www.bbc.com/news/education-43711606

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun