Tubuh yang kurus tidak melulu negatif. Di negeri ini, ada banyak sejarah lahir dari figur-figur yang terbilang bertubuh kurus. Itu sudah dibuktikan oleh Jenderal Sudirman, sampai dengan Agus Salim dan Hoegeng Iman Santoso. Joko Widodo, presiden hari ini, pun menjadi salah satu sosok yang sedang menulis sejarahnya, dari kalangan mereka yang secara fisik terbilang kurus.Â
Tidak. Ini bukan sedang mengatakan bahwa mereka yang bertubuh kurus saja yang punya jasa. Namun, semata-mata untuk untuk mengukuhkan bahwa untuk menanggung sesuatu yang besar, fisik bukan segalanya. Ini yang mau saya ketengahkan.Â
Kepemimpinan adalah urusan jiwa dan karakter yang menyatu bersamanya. Itu juga yang bikin seorang Sudirman, dalam keadaan ia sudah tidak berdaya, bahkan sakit-sakitan, namun sekadar tersebut namanya saja, bisa memulihkan semangat juang para pejuang yang harus terjun ke medan perang.Â
Hoegeng, yang notabene menyejarah sebagai seorang polisi sangat jujur ketika kejujuran dipandang langka, pun terlihat besar dan namanya dicatat sebagai nama besar karena kebesaran jiwanya.
Saat jabatan begitu menggoda, peluang bersenang-senang pun terbuka, dan kesempatan menangguk keuntungan di depan mata, Hoegeng mampu menahan godaan. Ia hanya fokus pada pekerjaannya sebagai abdi rakyat, menjaga nama kepolisian, hingga setelah ia meninggal dunia pada 14 Juli 2004, namanya tetap hidup di banyak hati.
Begitu juga Agus Salim dan Sudirman, mendapatkan tempat besar karena kehidupan mereka sebagai orang besar di era yang penuh tantangan yang jauh lebih besar daripada fisik mereka, mereka mampu menunjukkan pengabdian. Mereka nyaris tidak peduli, bagaimana menangguk kesenangan dari jasa-jasa yang pernah mereka berikan. Fokus mereka hanyalah pengabdian.
Saat orang-orang merindukan pemimpin baik, nama-nama pemimpin bertubuh kurus seperti Sudirman dan Hoegeng, mampu memberikan inspirasi baik; dari bagaimana menjalankan tanggung jawab dengan baik hingga mengakhirinya sebaik-baiknya.Â
Hari ini, Jokowi belum tiba pada titik kesimpulan; apakah ia adalah pemimpin yang memiliki akhir sebagaimana para pahlawan-pahlawan kurus tadi, atau tidak. Namun bagi para pendukungnya, terlepas ada yang mendukung semata untuk turut mencicipi bagian kue kekuasaan, tak sedikit juga yang mengimpikan kelak ia pun mampu menuntaskan semua dengan sebaik-baiknya.Â
Beberapa kali bertatap muka secara langsung dengan sosok Jokowi, terkadang saya melihat ada kelelahan di wajahnya. Di sisi lain, ada tekad-tekad yang terlihat tetap kuat, setiap ia berbicara tentang bagaimana negerinya hari ini, dan mau ke mana negeri ini ingin ia bawa.Â